Tautan-tautan Akses

Serangan Militan Tingkatkan Ketidakstabilan Politik di Mesir


Sebuah bom mobil meledak di depan gedung pemerintah di Sinai, tujuan wisata utama di Mesir hari Senin (7/10).
Sebuah bom mobil meledak di depan gedung pemerintah di Sinai, tujuan wisata utama di Mesir hari Senin (7/10).

Terjadinya beberapa serangan terhadap kantor-kantor pemerintah di Mesir hari Senin (7/10), menambah ketidakstabilan politik di sana, setelah bentrokan maut antara polisi dan demonstran hari Minggu.

Militan menyerang fasilitas televisi satelit di Kairo, sementara sebuah bom mobil meledak di depan gedung pemerintah di Sinai. Beberapa ambulans hari Senin bergegas ke lokasi ledakan bom mobil di ibukota Sinai Selatan setelah ledakan itu menghancurkan sebagian kompleks keamanan pemerintah. Saksi-saksi mata mengatakan sebagian gedung roboh, mengubur sejumlah korban.

Stasiun televisi Mesir menyalahkan militan Islamis di Sinai atas serangan itu dan menuduh mereka berupaya mengacaukan negara itu.

Beberapa negara Eropa baru-baru ini mencabut seruan larangan bepergian ke Sinai – tujuan wisata utama di Mesir. Analis-analis Mesir mengatakan serangan itu mungkin dimaksudkan untuk menakut-nakuti wisatawan, dan sekaligus mengintensifkan tekanan ekonomi pada pemerintah Mesir.

Di pinggiran ibukota Kairo, para penyerang Senin pagi meluncurkan granat-granat roket ke fasilitas komunikasi pemerintah, menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah antena satelit internasional. Beberapa laporan mengatakan antena itu merupakan bagian dari jaringan televisi “Nilesat” milik pemerintah.

Said Sadek yang mengajak sosiologi politik di American University di Kairo mengatakan para pendukung presiden terguling Mohammed Morsi marah pada media Mesir dan baru-baru ini menyerang dua wartawan terkemuka di Mesir.

Said Sadek mengatakan gerakan Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mohammed Morsi – dan sedang ditekan oleh pemerintah sementara yang baru – merekayasa aksi kekerasan untuk menarik perhatian internasional.

“Strategi mereka kini sangat jelas. Mereka perlu mengirim pesan adanya kerusuhan dan ketidakstabilan kepada dunia dengan mengatur banyak gerakan dan aksi kekerasan. Karena hanya ada sekelompok kecil orang yang berdemonstrasi, mereka harus menarik perhatian media. Untuk menarik perhatian media, mereka harus melakukan kekerasan – seperti yang kita saksikan kemarin,” ujar Sadek.

Lebih dari 50 orang tewas di Mesir hari Minggu ketika para pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan petugas keamanan dan warga Mesir yang mendukung pemerintah yang didukung militer.

Sementara itu, sedikitnya lima tentara Mesir tewas dalam serangan terhadap kendaraan mereka di dekat kota Ismailiya di Terusan Suez. Serangan lain atas kendaraan militer juga menewaskan dua orang pekan lalu.
XS
SM
MD
LG