Tautan-tautan Akses

Semakin Banyak Warga AS Belanja Online


Para pegawai Amazon.com menyusun produk-produk di kantor mereka di Phoenix, Arizona. (Foto: Dok)
Para pegawai Amazon.com menyusun produk-produk di kantor mereka di Phoenix, Arizona. (Foto: Dok)

Lebih sedikit orang yang keluar masuk toko untuk berbelanja, dan lebih banyak yang belanja online atau di Internet.

Kesulitan keuangan dan bergesernya kebiasaan belanja warga Amerika berdampak pada profitabilitas dari bisnis yang tidak sama dari satu bisnis ke bisnis lainnya.

Wal-Mart dan produsen mainan, Mattel, terus berjuang karena warga Amerika lebih berhati-hati belanja mereka akibat keadaan ekonomi yang tidak pasti. Namun Amazon.com meraih keuntungan karena semakin banyak konsumen memilih belanja online daripada datang ke toko.

Tren ini jelas terlihat selama musim belanja masa liburan yang lalu, pada antara November hingga Desember, dimana saat itu peritel meraih 40 persen dari keseluruhan penjualan tahunannya. Namun di mana dan bagaimana warga Amerika membelanjakan uangnya selama bulan-bulan terakhir itu telah bergeser. Lebih sedikit orang keluar masuk toko selama musim liburan, dan lebih banyak yang belanja online atau di Internet.

Belanja online meningkat 10 persen menjadi US$46.5 milyar pada November dan Desember, menurut perusahaan riset Comscore. Sementara itu penjualan di toko meningkat hanya 2.7 persen menjadi $265.9 milyar, menurut ShopperTrak, yang memantau data 40.000 toko di Amerika. Dan jumlah konsumen menurun 14.6 persen.

“Perilaku konsumen berubah dengan cepat. Sementara tingkat belanja di toko jatuh, pembelian online meningkat,” kata CEO Mattel, Bryan Stockton, dalam percakapan telepon dengan investor, akhir pekan lalu.

Wal-Mart juga mengantisipasi hasil yang mengecewakan. Peritel terbesar di dunia ini mengatakan akhir pekan lalu, pendapatan kwartal keempat tahun fiskal lalu dan juga tahunan, sedikit di bawah perkiraan terendah yang dibuatnya.
XS
SM
MD
LG