Tautan-tautan Akses

Sekolah di Gaza Wajibkan Pemisahan Pria-Wanita


Siswi-siswi di sebuah sekolah di Khan Younis, Jalur Gaza (foto: dok). Hamas memerintahkan pemisahan siswa dan siswi dalam satu kelas.
Siswi-siswi di sebuah sekolah di Khan Younis, Jalur Gaza (foto: dok). Hamas memerintahkan pemisahan siswa dan siswi dalam satu kelas.

Mulai tahun ajaran baru bulan September, UU baru melarang para siswa dan siswi SMP dan SMA di Jalur Gaza untuk belajar dalam satu kelas.

Penguasa di Gaza, militan Islamis Hamas, berpendapat bahwa UU baru yang mewajibkan pemisahan jenis kelamin di sekolah mulai umur sembilan tahun itu mengabadikan kebiasaan umum.

Namun, para aktivis perempuan hari Selasa memperingatkan ini hanya merupakan sebuah langkah lagi dalam agenda Hamas untuk menerapkan pandangan fundamentalis mereka terhadap sekitar 1,7 juta rakyat Gaza.

UU baru itu tampak keras ketimbang kebiasaan di dunia Barat, tetapi cukup umum di sejumlah kawasan Arab dan dunia Muslim. Di Irak, misalnya, siswa dan siswi diwajibkan oleh hukum untuk belajar terpisah setelah usia 12 tahun.

Hamas telah memimpin Gaza sejak mengambil alih kekuasaan secara brutal di daerah pesisir yang padat itu tahun 2007. Meskipun Hamas mendukung pembentukan negara Islam di seluruh Timur Tengah, termasuk Israel, tetapi sejauh ini mereka berhati-hati dalam menyebarkan versi Islam mereka yang ultra konservatif.

Di Gaza terdapat 690 sekolah dengan 466.000 pelajar. Dari semuanya, 397 sekolah milik pemerintah, 243 milik badan pengungsi PBB dan 46 adalah swasta. Sistem PBB disana menyediakan sekolah yang terpisah untuk siswa dan siswi.
XS
SM
MD
LG