Tautan-tautan Akses

Sekolah di Amerika Ajarkan Metode Matematika Singapura


Metode Singapura, menurut sebagian guru Amerika, membuat murid lebih mudah memahami matematika.
Metode Singapura, menurut sebagian guru Amerika, membuat murid lebih mudah memahami matematika.

Guru-guru matematika di Amerika mulai mengajarkan metode Singapura kepada murid-murid mereka.

Matematika Singapura adalah kurikulum yang meniru cara matematika diajarkan di Singapura. Menurut Scott Baldrige, seorang pakar Matematika Singapura, “Ini adalah kurikulum yang membantu pelajar matematika di Singapura, melonjak prestasinya ke nomor satu sejak tahun 1990an hingga saat ini.”

Ia telah merancang program pelatihan bagi guru-guru matematika sekolah dasar yang ingin mengajarkannya. Ujarnya, Singapura sebelumnya mengimpor semua buku-buku pelajaran matematika dari negara-negara lain. Tetapi tahun 1980, mereka mulai mengembangkan kurikulum matematika sendiri, dengan mengutamakan konsep-konsep yang ingin mereka terapkan pada murid-murid mereka pada masing-masing tahap.

“Mereka tidak mencoba untuk menyelesaikan 50 topik dalam setahun. Mereka hanya mencoba menyelesaikan 14 topik, namun menyelesaikannya dengan sangat baik,” kata Baldrige.

Masing-masing topik, seperti penambahan, pengurangan sampai pecahan dan desimal, dipelajari dalam tiga langkah.

Matematika menjadi momok bagi banyak pelajar, termasuk di Amerika.
Matematika menjadi momok bagi banyak pelajar, termasuk di Amerika.

“Langkah pertama, cukup kongkrit, para guru mencoba melakukan sesuatu yang melibatkan pengukuran. Misalnya mereka meminta murid-muridnya mengukur pintu, jendela, dan lain-lain. Atau mereka menggunakan pecahan uang sebenarnya. Langkah kedua adalah melalui gambar. Kami mengganti nominal dengan gambar sejumlah koin. Langkah terakhir, para guru menggunakan gambar untuk menjelaskan proses matematikanya, seperti saat kita menambahkan 313 dengan 516. Ada prosedur langkah demi langkah yang kami ikuti,” jelas Baldrige.

Pengajar matematika, Gertie Walls, mulai mengajarkan Matematika Singapura kepada murid-muridnya beberapa tahun lalu. Ia telah menjadi guru matematika sekolah dasar selama hampir 30 tahun, dan menurutnya memperkenalkan kurikulum ini adalah pengalaman yang menyenangkan.

“Dulu saya terbiasa mengajar matematika dengan cara tradisional. Dengan diperkenalkannya Matematika Singapura ini, saya yakin anak-anak akan lebih mudah mempelajari matematika,” kata Walls.

Walls merupakan satu dari 32 guru yang menghadiri program pelatihan Matematika Singapura di Baker, Lousiana. Yang ia sukai dari kurikulum itu adalah karena lebih mengandalkan pada gambar, daripada kata-kata. Sehingga, murid-murid punya kesempatan untuk menemukan, daripada diajarkan, konsep-konsep matematika, dan dalam prosesnya, mereka belajar untuk berpikir secara matematis.

XS
SM
MD
LG