Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB Kritik Kebijakan Karantina Petugas Medis


Sekjen Ban Ki-moon memperingatkan bahwa karantina petugas medis adalah langkah diskriminatif (foto: dok).
Sekjen Ban Ki-moon memperingatkan bahwa karantina petugas medis adalah langkah diskriminatif (foto: dok).

Ban Ki-Moon Senin (3/11) mengatakan karantina para petugas medis yang tidak didasarkan pada bukti ilmiah sebagai langkah diskriminasi.

Sekjen PBB Ban Ki-Moon hari Senin (3/11) memperingatkan supaya jangan mengadakan “pembatasan ekstra yang tidak perlu” atas para petugas medis yang kembali setelah merawat pasien Ebola di Afrika.

Berbicara dalam konferensi PBB di Wina hari Senin, Ban Ki-Moon merujuk “karantina para petugas medis yang tidak didasarkan pada bukti medis dan ilmiah” sebagai langkah diskriminasi terhadap para petugas medis. “Mereka adalah orang-orang yang sangat luar biasa, yang mengorbankan nyawa mereka sendiri”, ujar Ban Ki-Moon.

Kanada dan Australia telah melarang masuknya warga dari Liberia, Sierra Leone dan Guinea di mana penyakit itu sedang mewabah. Beberapa politisi Amerika menyerukan larangan serupa di Amerika, tapi ditentang pemerintah federal Amerika.

Dalam perkembangan lainnya, seorang petugas di negara bagian Maine yang sebelumnya merawat pasien Ebola di Sierra Leone, telah memperoleh dokumen pengadilan supaya tidak dikarantina.

Sementara itu seorang dokter di Sierra Leone meninggal akibat Ebola, sebagai dokter kelima yang meninggal akibat demam sangat tinggi yang dikaitkan dengan penyakit itu.

Menurut WHO korban tewas akibat Ebola telah mencapai lima ribu orang, dan 13 ribu orang lainnya tertular – terutama di Afrika Barat, tetapi WHO juga menegaskan bahwa jumlah sesungguhnya bisa jadi jauh lebih besar.

XS
SM
MD
LG