Tautan-tautan Akses

SBY Serukan Moderasi dalam Implementasi Demokrasi


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Bangladesh Sheikh Hasina berjabat tangan dalam acara Bali Democracy Forum IV di Nusa Dua (8/12).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Bangladesh Sheikh Hasina berjabat tangan dalam acara Bali Democracy Forum IV di Nusa Dua (8/12).

Seruan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) IV di Nusa Dua Bali hari Kamis pagi (8/12).

Demokrasi yang sangat bebas sering menimbulkan radikalisme dan bukan perdamaian. Oleh karena itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan perlunya moderasi atau pengurangan kekerasan dalam proses perkembangan demokrasi.

Dalam pidatonya saat pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) IV di Nusa Dua Bali hari Kamis pagi, Presiden Yudhoyono mengungkapkan harus ada usaha moderasi dalam implementasi demokrasi di setiap negara.

Hal ini mengingat bahwa teori demokrasi tidak saja berujung pada kebebasan, tetapi demokrasi juga harus membawa perdamaian. Menurut Susilo Bambang Yudhoyono, implementasi demokrasi pada kenyataanya selain membawa kebebasan dan perdamaian, demokrasi juga dapat menimbulkan radikalisme.

“Selain membawa kebebasan dan perdamaian, demokrasi harus membawa tentang moderasi. Hal ini penting karena, seperti yang sering terjadi, demokrasi dapat menimbulkan ekstremisme dan radikalisme dari segala macam. Memang, ekstrimis biasanya tergoda untuk menyalahgunakan demokratis yang terbuka untuk keuntungan mereka sendiri, tanpa benar-benar pernah percaya kepada kebaikan demokrasi,” ujar Presiden Yudhoyono.

Susilo Bambang Yudhoyono juga menegaskan harus ada upaya untuk memastikan bahwa moderasi terus berlaku sebagai tren utama dalam masyarakat dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.

Sementara itu, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyatakan dampak globalisasi telah menyebabkan demokrasi menjadi semakin penting.

“Kebutuhan untuk mewujudkan demokrasi partisipatif yang efektif dalam konteks global untuk menjawab tantangan yang muncul dari keadaan dunia saat ini harus melalui kerjasama yang erat antar negara melalui forum atau organisasi yang bersifat regional, multilateral dan internasional. Entitas baru ini akan menjadi saluran bagi para anggota untuk menyuarakan keprihatinan dan berbagi pengalaman,” urai Sheikh Hasina.

Sementara, Wakil Menteri Bidang Perdagangan Internasional Amerika Francisco Sanches menyatakan mendukung kepemimpinan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dalam mengembangkan demokrasi.

Francisco Sanches mengungkapkan, “Amerika Serikat sangat mendukung kepemimpinan Indonesia dalam proses demokrasi saat ini. Dalam kesempatan kehadiran saya di sini saya ingin menegaskan hubungan antara nilai-nilai demokrasi dan pertumbuhan ekonomi di mana nilai-nilai yang menjadi karakter ekonomi yang bebas serta sehat dapat membuat kebebasan politik itu bisa menjadi nyata.”

Saat ini Forum Demokrasi Bali telah berkembang dari hanya 39 negara peserta dan organisasi internasional pada saat pertama kali digelar tahun 2008, menjadi 82 negara pada forum tahun 2011 ini.

XS
SM
MD
LG