Tautan-tautan Akses

SBY Sampaikan Sejumlah Isu Penting di depan Duta Besar Asing


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pencapaian dan tantangan Indonesia di hadapan sejumlah perwakilan asing di Jakarta, Rabu (foto: dok).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pencapaian dan tantangan Indonesia di hadapan sejumlah perwakilan asing di Jakarta, Rabu (foto: dok).

Di depan 119 perwakilan negara dan lembaga-lembaga asing, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sejumlah isu penting yang menyangkut perkembangan politik dan ekonomi dalam negeri Indonesia.

Isu-isu yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mencakup sejumlah pencapaian dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Berbicara selama lebih dari 1 jam, Presiden Yudhoyono menyampaikan sejumlah hal yang disebutnya sebagai isu-isu yang kritis dan fundamental di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (15/2).

“Kita masih menghadapi dan nampaknya makin menghadapi isu-isu yang critical dan fundamental. Pertemuan yang penting ini akan Saya gunakan untuk menjelaskan perkembangan dan dinamika terkini yang ada di Indonesia,” ungkap Presiden SBY.

Menurut Presiden Yudhoyono, sebagai negara yang melakukan transformasi dan reformasi menuju negara demokrasi hingga saat ini, Indonesia telah mengalami masa-masa sulit, dengan ancaman disintegrasi, gangguan keamanan, dan resistensi atau penolakan dari pihak-pihak yang tidak mau berubah.

“Saya secara pribadi juga perlu menyampaikan bahwa ditengah kebisingan demokrasi ataupun hingar bingar dan kegaduhan politik yang memang menyertai perubahan besar yang dilakukan indonesia sekarang ini, Saya tetap fokus dan Saya tidak distracted dalam menjalankan mandat Saya,” tambah Presiden.

SBY menambahkan pula tentang masih munculnya konflik-konflik yang mengatasnamakan agama dan kelompok-kelompok tertentu di Indonesia seperti yang menimpa Jamaah Ahmadiyah dan GKI Yasmin belakangan, pemerintahannya tidak melakukan diskriminasi dan pembiaran seperti yang banyak diberitakan selama ini.

Selanjutnya Presiden juga mengingatkan, “Keadaan yang sekali-kali terjadi di Indonesia ini tidak seburuk apa yang terjadi ketika kami mengalami tahun-tahun berat, tidak seburuk yang dibayangkan pula dan tidak juga seburuk seperti yang barangkali terus diberitakan oleh media masa. Kebebasan beragama dan menjalankan ibadahnya dijamin tidak ada diskriminasi yang mengalir dari UUD, dari UU maupun dari kebijakan pemerintah, dan tidak ada pembiaran.”

Mengomentari pidato yang disampaikan oleh Presiden SBY ini, pengamat politik dari LIPI Indria Samego berpendapat, apa yang disampaikan oleh Presiden SBY dalam forum perwakilan duta besar asing ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menetralisir berbagai pemberitaan negatif yang belakangan ada di seputar pemerintahannya.

“SBY mungkin harus memberi penjelasan itu agar mungkin berimbang beritanya bahwa dibawah kepemimpinan SBY tidak buruk-buruk amat. Saya kira ini cara defense mechanism (membela diri) dari SBY untuk menetralisir kritikan-kritikan yang belakangan makin pedas ditujukan kepada dirinya,” ujar Indria Samego.

Sementara mengenai pencapaian demokrasi saat ini, Indria melihat bahwa demokrasi di Indonesia sejauh ini masih menimbulkan kekhawatiran.

“Demokrasi Indonesia masih melahirkan kekhawatiran, karena demokrasi yang muncul adalah liberal politic bukan liberal democracy. Akibatnya orang bebas melakukan apa saja dan orang yang berkuasa tidak tersentuh oleh hukum,” demikian menurut Indria Samego.

XS
SM
MD
LG