Tautan-tautan Akses

Saksi Mahkota Akui Bantu Berangkatkan 5 Orang ke Suriah


Saksi mahkota Roby Risahputra memberikan keterangan di sidang lanjutan kasus 7 simpatisan ISIS di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis 21/1 (VOA/Fathiyah).
Saksi mahkota Roby Risahputra memberikan keterangan di sidang lanjutan kasus 7 simpatisan ISIS di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis 21/1 (VOA/Fathiyah).

Salah satu Saksi Mahkota dalam sidang lanjutan kasus tujuh orang simpatisan ISIS mengakui telah membantu memberangkatkan lima orang ke Suriah.

Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali menggelar sidang lanjutan kasus tujuh orang yang diduga menjadi simpatisan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) hari Kamis (21/1) dengan agenda mendengarkan keterangan saksi mahkota atau saksi yang diambil dari salah seorang terdakwa lainnya.

Tiga saksi dihadirkan oleh Jaksa Penuntut umum untuk terdakwa Aprimul Henry alias Mulbin Arifin. Dari tiga saksi yang dihadirkan, hanya satu saksi yang mengaku kenal dengan terdakwa, yaitu Roby Risahputra. Sementara lainnya merupakan orang yang pernah pergi ke Suriah dan tidak mengenal terdakwa.

Dalam kesaksiannya, Roby mengaku membantu Aprimul membeli tiket untuk lima orang yang ingin ke Suriah. Robby memesan tiket untuk lima orang tersebut dengan tujuan istanbul, Turki. Dia bersedia membantu Aprimul karena mereka yang berangkat ke Suriah untuk menjalankan misi kemanusiaan.

Robby yang merupakan pedagang di pasar Tanah Abang, Jakarta ini sangat aktif mengikuti pengajian di sejumlah tempat. Di Bekasi, dia mengikuti pengajian dengan ustadz Abu Jibriel dan ustadz Said Sungkar. Roby juga pernah ikut pengajian yang dipimpin oleh Ustadz Abu Bakar Baasyir, termasuk dengan Bahrumsyah.

Terdakwa simpatisan ISIS Aprimul Henry alias Mulbin Arifin (kiri) bersama penasihat hukumnya pada sidang lanjutan kasus 7 simpatisan ISIS di Jakarta Barat, Kamis 21/1 (VOA/Fathiyah).
Terdakwa simpatisan ISIS Aprimul Henry alias Mulbin Arifin (kiri) bersama penasihat hukumnya pada sidang lanjutan kasus 7 simpatisan ISIS di Jakarta Barat, Kamis 21/1 (VOA/Fathiyah).

Di pengajian itu, menurut Roby, masalah tauhid dan penetapan hukum Islam yang dibahas. Kelompoknya kata Roby tidak setuju dengan hukum yang berlaku di Indonesia yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.

Roby di depan majelis hakim yang dipimpin oleh Syahlan mengaku dirinya pernah di-baiat atau bersumpah agar setia mengikuti pimpinan ISIS di Irak, Abu Bakar Al-Baghdadi. Baiat itu dilakukan setelah mengikuti Tabligh Akbar Syahadatain di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

"Bersumpah dalam setiap keadaan baik susah maupun senang, sempit atau lapang, tunduk dan patuh terhadap perintah Syekh Abu Bakar Al Baghdadi, selama beliau tidak mengingkari perintah Allah dan Rosulnya," aku Roby.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan Indonesia saat ini sudah darurat radikalisme, terorisme, dan narkoba. Ini dikarenakan reformasi yang menurut Said Agil sudah kebablasan, di mana ideologi dari luar Indonesia mudah sekali masuk.

"Tidak ada yang lebih dzalim daripada orang yang melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan Islam. Mengaku Islam tetapi melakukan kejahatan seperti membom, itu orang yang paling dzalim atau keji," tegas Said Aqil.

Sementara itu, pengamat pertahanan dari Universitas Pertahanan Dr. Connie Rahakundini Bakrie mengatakan pemerintah Presiden Joko Widodo harus tegas dalam memerangi ISIS. Dia heran sikap aparat yang membolehkan demostran membawa spanduk mendukung ISIS ketika melakukan unjuk rasa.

Sikap tegas lanjutnya harus diperlihatkan Presiden dalam memerangi ISIS. Tanpa adanya sikap yang tegas dan dinyatakan secara terbuka dari pemerintah terhadap ISIS, maka aparat akan kebingungan dalam bertindak jika muncul ancaman dari ISIS di Tanah Air.

Connie mengatakan, "Kenapa diizinkan support-support seperti ini kalau kita tidak mau ISIS berkembang. Kalau diizinkan ya hak merekalah kalau ada yang tertarik. Saya pikir adalah normal dalam kebebasan berpendapat seperti ini."

Connie juga membandingkan sikap Presiden Jokowi dengan sikap Presiden Perancis, Francois Hollande pasca terjadinya serangan teror di Paris. Hollande ketika itu langsung dengan tegas menyatakan bahwa Perancis akan menghancurkan kelompok teroris ISIS.

Recommended

XS
SM
MD
LG