Tautan-tautan Akses

Tiga Generasi Keluarga Amerika Kagumi Keindahan Sabang


Keindahan alam Pantai Gapang di Pulau Sabang yang dipakai sebagai lokasi berlabuhnya kapal layar peserta "Sail Sabang Regatta" 2011, termasuk kapal layar "Fiddler" dari Amerika (foto: Wella/VOA).
Keindahan alam Pantai Gapang di Pulau Sabang yang dipakai sebagai lokasi berlabuhnya kapal layar peserta "Sail Sabang Regatta" 2011, termasuk kapal layar "Fiddler" dari Amerika (foto: Wella/VOA).

Tiga generasi keluarga Hilliard asal Florida, AS, berlayar selama 30 jam dari Phuket, Thailand menuju Sabang, untuk mengikuti lomba kapal layar 'Sail Sabang Regatta 2011' minggu lalu.

Kapal dengan bendera Amerika Serikat itu baru sepuluh menit merapat di Gapang; lokasi berlabuhnya kapal layar sekaligus tempat para peserta beristirahat, setelah mengikuti lomba layar “Sail Sabang Regatta 2011”. Lomba ini berlangsung pada 19-25 September lalu.

Pemilik kapal adalah tiga generasi Hilliard. Robert Hilliard, seorang pensiunan insinyur sipil, Kirk Hilliard, putra sulung Robert, yang berprofesi sebagai programmer computer, serta James Hilliard, keponakan Kirk. Di bagian paling bawah gulungan layar kapal yang berwarna biru tua, tertulis nama kapal: “Fiddler”.

Kepada VOA, mereka mengatakan sangat kagum dengan laut di Sabang. Kirk secara terus terang bahkan mengungkapkan Indonesia adalah negeri yang indah, baik di darat maupun di laut. Untuk mengikuti acara “Sail Sabang Regatta”, keluarga Hilliard menyiapkan berbagai dokumen perjalanan yang lengkap sejak 7 minggu sebelum berangkat. Ini untuk pertama kali mereka menginjakkan kaki di provinsi Aceh.

Kirk Hilliard mengatakan, “Kami sangat senang berada di Indonesia, karena Indonesia punya reputasi yang baik sebagai negara yang sangat indah; apakah itu darat atau di laut. Punya banyak tempat yang indah untuk menyelam (diving). Hanya, memang butuh banyak persiapan untuk bisa berlayar di sini. Bagi mereka yang senang berlayar, sudah tahu kalau mau berlayar ke Indonesia harus menyiapkan paperwork (perizinan lengkap) jauh beberapa minggu sebelumnya. Untuk ikut Sabang Regatta ini kami sudah menyiapkan paperwork sejak 7 minggu sebelumnya. Tidak boleh ada perubahan jumlah orang yang mau ikut, apalagi memberitahu last minute (secara mendadak).”

Dengan kapal selebar 18 meter dan tinggi tiang mencapai 23 meter, mereka berlayar dengan rute Phuket, Langkawi, hingga tiba di Sabang pada Selasa, 21 September. Kirk mengatakan kapalnya sempat melewati Selat Malaka yang sibuk dengan berbagai kapal dagang. Hujan dan angin kencang sempat merepotkan pelayaran kapal Fiddler.

“Kadang-kadang kita harus membetulkan tali kapal atau layar di atas sana, sekaligus membersihkannya. Dalam perjalanan panjang seperti ini tidak boleh ada yang tidur semua, salah satu harus berjaga-jaga, memperhatikan kondisi angin dan laut,” ujar Kirk Hilliard.

Sementara, Robert Hilliard sejak muda memang senang berlayar. Pada akhir September, kata Kirk, ayahnya akan berulangtahun yang ke-85. Sebagai insinyur sipil yang bekerja pada perusahaan tambang, Robert punya kesempatan ke berbagai tempat; antara lain Brazil, Argentina, Uruguay, hingga Papua, untuk mengerjakan proyek pertambangan.

James Hilliard, anggota termuda dari generasi Hilliard yang berpartisipasi dalam "Sail Sabang Regatta" berpose dengan kapal layar Fiddler.
James Hilliard, anggota termuda dari generasi Hilliard yang berpartisipasi dalam "Sail Sabang Regatta" berpose dengan kapal layar Fiddler.

Walikota Sabang, Munawar Liza Zainal, mengatakan lomba layar ini direncanakan akan menjadi agenda tetap kota Sabang. Tujuannya untuk menarik wisatawan asing dan domestik, sehingga dapat meningkatkan pendapat masyarakat di kota pelabuhan, yang terletak di wilayah paling barat Indonesia tersebut.

“Acara kita ini adalah bagaimana menarik minat sebanyak-banyaknya wisatawan asing internasional, Asia Tenggara, untuk bisa datang ke Sabang dan menjadikan Sabang sebagai salah satu destinasi mereka. Jadi kalau mereka habis dari Phuket (Thailand) begitu mau tutup mata itu mereka akan teringat oh saya belum ke Sabang, kita ke Sabang dulu dua hari, begitu…” harap Walikota Munawar Liza Zainal.

Perlombaan perahu layar “Sail Sabang Regatta” ini memanfaatkan angin untuk menjalankan kapalnya. Peserta dituntut memiliki persiapan yang matang dalam mengarungi laut yang terbentang luas.

Mereka wajib memiliki kacakapan dan ketangkasan dalam menghadapi gelombang laut, pintar membaca angin, tepat dalam menentukan pergantian awak, serta memiliki keterampilan tinggi dalam mengendalikan navigasi perahu. Atraksi lomba ini dapat terlihat saat melakukan bermanuver dimana perahu akan dimiringkan ke samping saat berbelok memutari area dari marka yang telah ditetapkan oleh panitia lomba.

Kapal dari Malaysia dan New Zealand berhasil memenangkan lomba perahu layar “Sail Sabang Regatta” tahun ini.

XS
SM
MD
LG