Tautan-tautan Akses

Rusia Bangun Infrastuktur Kereta Api di Kalimantan Timur


Penandatanganan MOU oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek, dan Direktur Kalimantan Rail PTE Ltd. Dr. Andrey Shigaev di Jakarta Selasa (7/2).
Penandatanganan MOU oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek, dan Direktur Kalimantan Rail PTE Ltd. Dr. Andrey Shigaev di Jakarta Selasa (7/2).

Pembangunan transportasi darat di Kalimantan diperkuat dengan kerjasama pembangunan infrastruktur kereta api antara pemerintah Indonesia dan Provinsi Kalimantan Timur, dengan JSC Russian Railways.

Kerjasama pembangunan infrastuktur kereta api itu diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara pemerintah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Rail PTE Ltd, oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek, dan Direktur Kalimantan Rail Dr. Andrey Shigaev, di Jakarta Selasa.

Pelaksanaan teknis proyek tersebut akan dikerjakan oleh Kalimantan Rail PTE Ltd. Proyek tersebut akan dilakukan dalam dua tahap; pertama dari pelabuhan Balikpapan hingga wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. Diperkirakan panjang rel akan mencapai 185 kilometer.

Pada tahap kedua, proyek rel kereta akan diteruskan dari Kalimantan Timur hingga Murung Raya, Kalimantan Tengah, sepanjang 60 kilometer. Untuk tahap awal, kereta api itu digunakan untuk mengangkut batu bara.

Gubernur Awang Faroek kepada pers menjelaskan pembangunan jalur kereta api ini tidak hanya akan mempermudah angkutan hasil alam, seperti batu bara, kelapa sawit dan sebagainya, tetapi diharapkan pula memudahkan pergerakan masyarakat antarwilayah di Kalimantan Timur. Infrastruktur kereta api adalah bagian penting dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia – MP3EI.

Awang Faroek menjelaskan, “Jadi kita bersyukur adanya MP3EI ini terbuka kesempatan kerjasama buat kita, people to people (P to P), itu semua memungkinkan kita mengembangkan infrastruktur, tidak cuma kereta api tetapi juga jalan tol, pelabuhan, bandar udara, listrik, semua lewat kerjasama seperti itu dapat kita lakukan. Ini tindak lanjut dari kerjasama antarnegara pada saat Presiden berkunjung ke sana (Rusia). Bagi kami di Kalimantan Timur itu pembangunan infrastruktur itu yang paling utama, luas Kalimantan Timur itu satu setengah kali pulau Jawa.”

Status kepemilikan provinsi Kalimantan Timur untuk infrastruktur kereta api ini nanti akan diatur dalam perjanjian teknis yang lebih rinci, menyusul Nota Kesepahaman, kata Awang Faroek.

Sementara itu, Andrey Shigaev kepada VOA menjelaskan, dengan investasi sebesar 2,4 Milyar Dolar Amerika, diharapkan proyek ini kelak dapat menampung sekitar 2.500 tenaga kerja lokal di Kalimantan Timur.

“Kalimatan adalah kesempatan utama buat kami karena kawasan itu membutuhkan infrastruktur angkutan. Selain itu, kerjasama yang ada (dengan pemerintah setempat) memudahkan kami untuk membangun jalur kereta api. Tanahnya juga bagus, karena bukan daerah rawa atau dekat sungai Barito dan Mahakam”, kata Andrey Shigaev.

Soal pembebasan lahan dengan masyarakat adat, Andrey Shigaev mengatakan tidak menemukan hambatan yang berarti. Dalam hal ini, ia menghargai bantuan dari pemerintah daerah. Awang Faroek membantah pengerjaan proyek ini mengganggu kawasan konservasi dan hutan lindung.

“Syukur alhamdulillah untuk yang ini tidak (mengganggu) kawasan konservasi dan hutan lindung, jadi sedikit lebih ringan dibandingkan yang pertama tadi,” ujar Awang Faroek.

Pembangunan rel kereta api ini adalah kerjasama yang pertama bagi perusahaan swasta Rusia. Tahap pertama proyek ini diharapkan selesai pada tahun 2017. Bantuan dana sebesar 2,4 Milyar Dolar Amerika itu sepenuhnya berasal dari Bank Urusan Negara dan Ekonomi Luar Negeri Rusia serta Kalimantan Rail PTE Ltd.

XS
SM
MD
LG