Tautan-tautan Akses

Risiko Kematian pada Obesitas Ringan Lebih Rendah


Orang yang mengalami obesitas ringan lebih rendah kemungkinannya meninggal akibat berbagai penyebab daripada orang yang berat badannya normal, menurut tim peneliti pada Pusat Statistik Kesehatan Nasional (foto: dok).
Orang yang mengalami obesitas ringan lebih rendah kemungkinannya meninggal akibat berbagai penyebab daripada orang yang berat badannya normal, menurut tim peneliti pada Pusat Statistik Kesehatan Nasional (foto: dok).

Penelitian baru menunjukkan, orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas ringan berisiko mati dini lebih rendah daripada orang yang berat badannya normal.

Tim peneliti pada Pusat Statistik Kesehatan Nasional, bagian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, menemukan, orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas ringan, lima sampai enam persen lebih rendah kemungkinannya meninggal akibat berbagai penyebab daripada orang yang berat badannya normal. Namun, orang yang tingkat obesitasnya lebih tinggi, risiko kematiannya lebih besar 30 persen dibandingkan orang yang berat badannya normal.

Katherine Flegal, penulis utama penelitian itu, mengatakan tidak terkejut, orang yang kelebihan berat badan tidak punya risiko kematian yang lebih tinggi. “Kami sudah banyak membaca literatur tentang ini dan mengetahui kemungkinan tingkat kematian bagi orang yang kelebihan berat badan setidaknya tidak lebih tinggi daripada orang berbobot normal. Saya sedikit terkejut karena tingkatnya memang lebih rendah. Saya juga terkejut, tingkat yang lebih rendah pada obesitas ringan juga kelihatannya tidak berbeda dari orang-orang yang berat badannya normal,” paparnya.

Namun, ia mengatakan perbedaan tingkat kematian nampaknya kecil antara orang yang berbobot normal dan orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas ringan.

Penelitian itu memunculkan pertanyaan baru mengenai “indeks massa tubuh” atau BMI, yaitu ukuran lemak tubuh yang dibandingkan antara tinggi dan berat badan. Pedoman BMI digunakan sebagai dasar bagi penelitian itu. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pakar kesehatan masyarakat mendengungkan BMI sebagai cara untuk memperkirakan risiko masalah kesehatan. Namun, BMI seseorang bisa memberi petunjuk keliru dalam sebagian kasus.

Steven Heymsfield, direktur eksekutif Pusat Penelitian Biomedis Pennington di Baton Rouge, Louisiana, mengatakan orang bisa bugar secara fisik dan sehat, tetapi bobotnya lebih berat karena lebih berotot. “Sangat umum di militer, di mana perempuan dan laki-laki muda sangat bugar secara fisik, BMI mereka bisa sedikit lebih tinggi. Militer juga tahu itu, dan mereka memeriksa BMI jika kelihatan tidak sesuai dengan pedoman BMI,” ujarnya.

Namun, Dr. Heymsfield mengatakan orang tidak boleh berpikiran bahwa kelebihan berat badan sedikit boleh saja karena penemuan baru ini. Ia mengatakan, berat badan yang sehat menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Ia dan sejawatnya menulis tajuk yang diterbitkan bersamaan dengan penelitian itu dalam Journal of the American Medical Association.
XS
SM
MD
LG