Tautan-tautan Akses

Republik Khawatirkan Turunnya Popularitas Trump


Donald Trump (Foto: dok.)
Donald Trump (Foto: dok.)

Para petinggi Partai Republik kian khawatir dengan berbagai jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan bahwa kandidat presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton lebih unggul dibandingkan kandidat partai Republik Donald Trump.

Dalam sebuah jajak pendapat CNN terbaru, Trump berada sembilan poin di belakang Hillary Clinton. Sementara menurut survey NBC terbaru, Trump tertinggal delapan poin. Dia juga kalah popularitasnya dari Clinton di negara bagian yang menentukan seperti Pennsylvania dan Michigan.

Merosotnya angka tersebut muncul pasca beberapa kontroversi yang membayang-bayangi kampanye Trump, termasuk ketegangan dengan Khizr dan Ghazala Khan, orangtua dari seorang kapten Angkatan Darat yang gugur dalam perang Irak tahun 2004.

Reaksi Trump yang defensif kepada keluarga Khan memicu respon negatif dari tokoh Republik termasuk Ketua DPR Paul Ryan dan Senator Arizona John McCain.

John McCain mengatakan, “Kita tidak hanya harus menghormati, tetapi mengasihi para anggota keluarga yang telah memberikan pengorbanan.”

Trump juga sempat memicu kecaman karena menolak mendukung Paul Ryan dan John McCain dalam pemilu sela mendatang. Trump akhirnya mengumumkan dukungannya kepada kedua tokoh itu hari Jumat.

Kontroversi seputar Trump membuat sebagian petinggi Republik khawatir bahwa pendekatan kampanyenya yang kurang disiplin bisa mendongkrak Clinton, kata pengamat pada Universitas Virginia, Kyle Kondik.

“Dia perlu mulai meyakinkan orang-orang bahwa dia layak sebagai presiden dan memiliki temperamen yang layak sebagai presiden. Menurut saya konfrontasi dengan keluarga Khan sangat tidak membantu dirinya,” ujarnya.

Trump mengatakan dalam sebuah wawancara di Florida bahwa dia bertekad menggeser fokus kampanyenya.

“Lebih fokus pada Hillary Clinton. Dia adalah bencana, karena itu kita akan fokus pada Hillary Clinton," kata Trump.

Dalam sebuah kampanye di Colorado, Clinton menekankan temperamen Trump seharusnya membuatnya tidak layak sebagai calon presiden.

“Tidak diragukan lagi Donald Trump tidak layak sebagai presiden dan panglima tertinggi,” ujar Clinton.

Dan kelompok pro-Clinton, Priorities USA, membuat iklan baru yang menampilkan para tokoh Republik mengkritik Trump.

Trump tetap mempertahankan jadwal kampanye yang agresif termasuk kampanye baru-baru ini di negara bagian penting, Florida dan Virginia.

Para petinggi Republik berharap Trump akan fokus pada pesannya untuk membawa perubahan politik. [vm/jm]

XS
SM
MD
LG