Tautan-tautan Akses

Rajin Olahraga Supaya Tidak Cepat Pikun


Semakin besar energi yang dikeluarkan saat berolahraga, semakin kecil risiko penurunan fungsi otak di masa tua.
Semakin besar energi yang dikeluarkan saat berolahraga, semakin kecil risiko penurunan fungsi otak di masa tua.

Semakin bukti menunjukkan bahwa olahraga tak hanya membuat badan sehat, tetapi juga menjaga fungsi kerja otak.

Umumnya periset yang mempelajari aktivitas fisik dan demensia bergantung pada laporan para peserta sendiri. Mereka misalnya bertanya tentang jenis olah raga yang dilakukan selama seminggu terakhir.

Tapi, ada masalah dengan mengandalkan data laporan yang disampaikan berdasarkan ingatan responden. Laura Middleton dari Sunnybrook Research Institute dan University of Waterloo di Kanada mengatakan salah satunya, orang tidak ingat apa yang telah mereka lakukan. Selain itu, orang cenderung melaporkan lebih banyak aktivitas fisik daripada yang sebetulnya mereka lakukan.

"Laporan tersebut tidak menjadi masalah dalam mencatat kegiatan berlari atau bersepeda atau bermain tenis, tapi relatif buruk dalam mencatat aktifitas berintensitas rendah seperti berjalan atau pekerjaan sehari-hari di rumah, yang mungkin juga penting bagi resiko penurunan fungsi kognitif," ujar Middleton.

Pasien yang menderita demensia (kanan) mengerjakan teka-teki dengan balok bersama seorang perawat di panti jompo Morning Glory di negara bagian Pennsylvania.
Pasien yang menderita demensia (kanan) mengerjakan teka-teki dengan balok bersama seorang perawat di panti jompo Morning Glory di negara bagian Pennsylvania.

Untuk mengatasi masalah itu, Middleton mengukur aktivitas fisik dengan menetapkan teknik yang menggunakan air berlabel ganda, terbuat dari varian isotop hidrogen dan oksigen. Peserta dalam studi lima tahun ini minum air khusus ini dalam jumlah kecil, dan dengan mengukur isotop varian dalam urin mereka, pengeluaran energi mereka dapat dihitung.

"Apa yang kami temukan adalah hubungan yang kuat antara pengeluaran energi aktivitas dan risiko insiden penurunan kognitif, dengan aktivitas yang mengeluarkan energi lebih tinggi mengurangi risiko gangguan kognitif sampai 90 persen selama periode tindak lanjut dibandingkan dengan aktivitas yang mengeluarkan energi sangat rendah," jelas Middleton.

Laura Middleton dan rekan-rekannya menjelaskan temuan mereka secara online dalam Archives of Internal Medicine, yang diterbitkan oleh American Medical Association.

Dalam edisi yang sama, artikel lain dari para peneliti Prancis, yang dipimpin oleh Marie-Noël Vercambre dari Yayasan Kesehatan Masyarakat di Paris, mempelajari hubungan olahraga dengan demensia dalam sekelompok besar perempuan dengan faktor risiko serangan jantung seperti obesitas atau diabetes. Dalam studi ini, perempuan yang melakukan aktivitas setara dengan berjalan setengah jam setiap hari memiliki resiko penurunan kemampuan kognitif lebih rendah.

Dalam sebuah komentar yang diterbitkan dengan makalah penelitian itu, Dr Eric Larson dari Group Health Research Institute di Seattle, negara bagian Washington, mengatakan studi tersebut menambah bukti bahwa aktivitas fisik dapat mengurangi risiko penurunan kognitif.

"Ini tidak jelas bagi orang-orang bahwa olahraga akan membuat otak kita lebih sehat. Sementara setiap studi memberi analisis yang lebih rinci dari kelompok-kelompok khusus atau cara yang berbeda untuk membuat pengukuran, hal itu membuat dasar ilmiah untuk hubungan ini lebih meyakinkan," tambah Larson.

Larson menulis bahwa dengan bukti kaitan yang menumpuk, penelitian sekarang harus berfokus pada bagaimana cara terbaik untuk mendorong orang untuk menjadi aktif, terutama di masa tua.

XS
SM
MD
LG