Tautan-tautan Akses

Putin: Tak Perlu Balas Dendam pada AS


Warga di Moskow memberikan dukungan penggabungan Krimea dengan Rusia, dengan membawa spanduk dan potret Presiden Rusia Vladimir Putin (18/3). (AP/Pavel Golovkin)
Warga di Moskow memberikan dukungan penggabungan Krimea dengan Rusia, dengan membawa spanduk dan potret Presiden Rusia Vladimir Putin (18/3). (AP/Pavel Golovkin)

Pemerintah Moskow tampak ingin membatasi kerusakan dari sanksi-sanksi AS dan Uni Eropa dan mencegah kemarahan Barat lebih jauh.

Rusia tidak perlu melakukan pembalasan dendam lebih jauh melawan sanksi-sanksi AS, ujar Presiden Vladimir Putin, Jumat (21/3), menyusul persetujuan dari majelis tinggi parlemen terhadap aneksasi Krimea dari Ukraina.

Moskow membuat aksi balasan pertama Kamis dengan melarang sembilan pejabat AS dan anggota legislatif untuk memasuki Rusia, namun Putin mengindikasikan bahwa Rusia akan menahan diri dari penghentian kerjasama di wilayah-wilayah seperti Afghanistan.

Pemerintah Moskow tampak ingin membatasi kerusakan dari sanksi-sanksi AS dan Uni Eropa dan mencegah kemarahan Barat lebih jauh.

Sementara itu, perdana menteri Ukraina menarik negaranya lebih dekat pada orbit Eropa dengan menandatangani persetujuan asosiasi politik dengan Uni Eropa pada sebuah pertemuan pemimpin-pemimpin blok di Brussels.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis memerintahkan putaran kedua sanksi yang menyasar sekitar dua lusin anggota lingkar dalam Putin dan sebuah bank besar yang mendukung mereka.

Dalam pidato yang disiarkan televisi Jumat, Putin mengatakan tidak perlu aksi balas dendam lebih jauh dari Rusia, dan ia menyindir dengan mengatakan bahwa ia tidak akan membuka rekening di bank yang ditarget. (AP)
XS
SM
MD
LG