Tautan-tautan Akses

Putin ‘Mungkin’ Setujui Pembunuhan Pengecamnya


Penyidik Inggris mengatakan Presiden Putin mungkin secara pribadi menyetujui pembunuhan Alexander Litvinenko, mata-mata Rusia pembangkang dan tinggal di pengasingan di Inggris setelah mengeritik Putin dan menyebutnya, antara lain, pedofil.
Penyidik Inggris mengatakan Presiden Putin mungkin secara pribadi menyetujui pembunuhan Alexander Litvinenko, mata-mata Rusia pembangkang dan tinggal di pengasingan di Inggris setelah mengeritik Putin dan menyebutnya, antara lain, pedofil.

Penyidik Inggris mengatakan Presiden Putin mungkin secara pribadi menyetujui pembunuhan Alexander Litvinenko, mata-mata Rusia pembangkang dan tinggal di pengasingan di Inggris setelah mengeritik Putin dan menyebutnya, antara lain, pedofil.

Pertanyaan yang belum terjawab selama sembilan tahun: apakah Alexander Litvinenko dibunuh, siapa pelakunya, dan siapa yang memerintahkan pembunuhan itu, kini ada jawabannya.

Penyidik pemerintah Inggris menyimpulkan, dinas mata-mata Rusia, Federal Security Bureau (FSB) atau Biro Keamanan Federal, dan negara Rusia sendiri secara langsung bertanggung jawab atas pembunuhan Litvinenko dengan racun. Robert Owen, ketua badan penyidik itu, mengatakan, "Saya malah menyimpulkan, operasi FSB untuk membunuh Litvinenko mungkin disetujui Patrushev, yang ketika itu menjabat kepala FSB, dan juga oleh Presiden Putin."

Sejak kematian suaminya, Marina Litvinenko telah menuntut jawaban. Hari Kamis menandai berakhirnya usahanya yang panjang itu.

"Saya tentu saja sangat senang bahwa kata-kata suami saya, yang diucapkannya di tempat tidur sebelum meninggal, menuduh Putin sebagai pembunuhnya, terbukti benar di pengadilan Inggris yang punya standar independen dan keadilan tinggi," katanya.

Litvinenko adalah agen FSB, tetapi setelah mengeritik pedas Putin pada tahun 1998, ia lari dari Rusia dan meminta suaka di Inggris.

November 2006, dalam bar di satu hotel di pusat kota London, Litvinenko bertemu dua agen Rusia dan meminum teh bercampur racun radioaktif polonium.

Adanya pencemaran radioaktif yang menyebar dari hotel ke jalan-jalan, para penyidik menggambarkan pembunuhan dengan cara itu sebagai serangan nuklir di jantung kota London.

Marina Litvinenko, janda mantan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko, dalam konferensi pers dengan anaknya Anatoly di London, 21 Januari 2016.
Marina Litvinenko, janda mantan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko, dalam konferensi pers dengan anaknya Anatoly di London, 21 Januari 2016.

Setelah 23 hari kesakitan, Litvinenko meninggal. Ia meminta supaya ia difoto ketika sakit sebagai bukti, atas apa yang dilakukan Putin terhadapnya.

Pejabat-pejabat Rusia membantah terlibat kematian Litvinenko, tetapi mereka tidak pernah menyembunyikan kebencian dan kemarahan mereka atas pengkhianatannya. Agen-agen FSB di pusat pelatihan di luar Moskow menggunakan gambar wajah Litvinenko sebagai sasaran tembak.

Kini ada seruan agar Inggris mengusir semua mata-mata Rusia dan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap mereka yang terlibat pembunuhan itu.

Inggris memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Rusia dan sangat ingin mendapat bantuan Putin guna mengakhiri krisis di Suriah. Menurut analis, faktor-faktor itu menyulitkan bagi pimpinan di Inggris mengambil tindakan apapun yang akan mengancam hubungan yang terus meningkat antara kedua negara gara-gara pembunuhan seorang mantan mata-mata asing oleh dua mata-mata Rusia lainnya. [ka/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG