Tautan-tautan Akses

Putin Mulai Lawatan Kenegaraan 2 Hari ke Mesir


Poster Presiden Rusia Vladimir Putin tampak dipasang pada jembatan Qasr El Nile di Kairo, Mesir hari Senin (9/2).
Poster Presiden Rusia Vladimir Putin tampak dipasang pada jembatan Qasr El Nile di Kairo, Mesir hari Senin (9/2).

Presiden Rusia Vladimir Putin memulai lawatan kenegaraan dua hari ke Mesir ketika tantangan besar dan ketidakpastian menghadang baik Rusia maupun Mesir.

Lawatan Presiden Rusia Putin ke Mesir dilakukan ketika kedua negara menghadapi masalah besar politik. Komentator di Moskow dan Kairo berbicara tentang pemulihan hubungan politik, ekonomi, dan militer yang mengingatkan pada era sebelumnya.

Bekas Uni Soviet, yang membangun Bendungan Aswan di Mesir, memiliki hubungan yang kuat dengan Mesir dalam tahun 1950-an dan 1960-an, sampai mantan Presiden Mesir Anwar Sadat membangun kembali hubungan yang kurang harmonis dengan Amerika tahun 1970-an.

Karpet merah yang digelar Mesir guna menyambut Vladimir Putin menandai apa yang dikatakan analis di Kairo sebagai kebutuhan meningkat bagi negara terbesar di dunia Arab itu untuk mencari dukungan dari luar dalam konfliknya melawan teroris di Sinai dan tempat lain.

Menurut sosiolog politik Said Sadek, Rusia memiliki pengalaman yang bisa digunakan Mesir.

"Rusia memiliki sejarah panjang berurusan dengan kontra-pemberontakan di Chechnya dan banyak tempat sehingga kedua negara perlu bekerjasama dalam bidang ini,” katanya.

Hubungan ekonomi antara Mesir dan Rusia juga berkembang. Perdagangan bilateral kedua negara mencapai 4,6 milyar dolar tahun lalu. Menurut Sadek, kedua negara perlu bekerja sama dalam bidang ekonomi guna menghadapi tekanan dari arah lain.

Paul Sullivan, yang pernah mengajar di American University di Kairo dan kini mengajar di Georgetown University di Washington, berpendapat Mesir dan Rusia bukanlah sekutu yang serasi.

Menurutnya, Amerika dan Mesir adalah sekutu alami, tetapi tidak antara Mesir dan Rusia. Ia menekankan, "hubungan masa lalu Mesir dengan Rusia berkaitan dengan sebagian masa sangat kelam di Mesir dan ketika ekonomi negara itu berada pada situasi paling lemah." Sullivan juga memperingatkan, Mesir tidak seharusnya menggantungkan nasib pada Putin, yang masa jabatannya sebagai pemimpin Rusia bisa terbatas.

Televisi Mesir mencatat, Putin akan mengunjungi pabrik baja di luar kota Kairo, yang dibangun bekas Uni Soviet tahun 1960-an, serta kawasan di Terusan Suez di mana Mesir berencana membangun zona perdagangan bebas. Stasiun televisi itu juga melaporkan, sejumlah perjanjian bilateral akan ditandatangani hari Selasa. Namun, belum jelas, apakah akan ada kesepakatan penjualan senjata.

Recommended

XS
SM
MD
LG