Tautan-tautan Akses

Putin: Rusia Bertekad Hentikan Konflik di Ukraina Timur


Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato di hadapan anggota parlemen Rusia Kamis (14/8).
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato di hadapan anggota parlemen Rusia Kamis (14/8).

Imbauan pemimpin Rusia itu terasa seperti basa-basi saja karena banyak pihak di Ukraina yang justru menyalahkan Rusia sebagai pemicu ketegangan dan konflik di sana.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan melakukan segala-galanya dalam batas kemampuannya untuk menghentikan konflik di Ukraina Timur yang terjadi antara kelompok separatis pro-Rusia dan pasukan bersenjata Ukraina.

Dalam pidato di hadapan anggota parlemen Rusia Kamis (14/8), Presiden Vladimir Putin menyampaikan keprihatinannya tentang perkembangan krisis di Ukraina Timur, katanya, Rusia telah terjebak dalam “kekacauan” tersebut dan memperingatkan akan terjadinya “bencana kemanusiaan” yang besar..

Tetapi pemimpin-pemimpin Ukraina menuduh Rusia terus memasok perlengkapan kepada pemberontak yang berperang di Ukraina Timur lewat perbatasan yang tidak dijaga ketat antara kedua negara.

Bahkan tempat Presiden Putin menyampaikan pidato –di Krimea yang dianeksasi Rusia bulan Maret lalu – telah menimbulkan kemarahan pejabat di Kyiv yang berkeras bahwa Krimea merupakan bagian dari Ukraina.

Hal lain yang menimbulkan eskalasi ketegangan, adalah konvoi sekitar 300 truk Rusia yang katanya membawa bantuan kemanusiaan bagi warga di Ukraina Timur, dan berhasil mencapai daerah yang dikuasai pembrontak dekat perbatasan..

Ukraina dan sekutu-sekutunya curiga bahwa konvoi kemanusiaan Rusia itu merupakan kedok bagi intervensi militer di Ukraina Timur.

Di kota kecil Volschansk yang berdekatan dengan perbatasan Rusia, sejumlah warga, seperti Alexander Kutsenko, mengungkapkan keraguan dengan niat Rusia ini.

"Saya kira hal ini menimbulkan sikap sinis, katanya, “Rusia membunuh warga kami di Ukraina Timur, dan kemudian mendadak mengirim bantuan kemanusiaan?,” ujar Kutsenko.

Rusia mengatakan telah mengangkut hampir dua ribu ton makanan bayi, obat-obatan, air bersih dan bantuan lain untuk warga di kawasan Luhansk yang berbatasan dengan Rusia dan sebagian besar dikuasai kelompok separatis.

Pejabat Ukraina mengatakan mereka tidak mengijinkan truk-truk Rusia itu memasuki wilayah Ukraina, tetapi akan mengijinkan pengiriman barang-barang tersebut kalau pelaksanaannya lewat Palang Merah.

Rusia mengklaim pihaknya telah melakukan koordinasi pengiriman barang-barang itu lewat Palang Merah. Tetapi badan kemanusiaan itu hari Kamis menyatakan lewat Twitter bahwa pihaknya telah berusaha mengkontak konvoi Rusia itu, tetapi “banyak rincian praktis yang masih harus diklarifikasi”.

Palang Merah mengatakan ribuan warga di Donetsk dan Luhansk sangat membutuhkan bantuan. Sementara itu fihak militer Ukraina mengatakan mereka semakin mendekati basis kekuatan separatis yang tersisa, dan ditekankan bahwa pengerahan bantuan janganlah dipolitisir.

XS
SM
MD
LG