Tautan-tautan Akses

Putin Ingin Hubungan Rusia-AS Berlandaskan Rasa Hormat


Duta Besar AS untuk Rusia yang baru John Tefft (kiri) bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia hari Rabu (19/11).
Duta Besar AS untuk Rusia yang baru John Tefft (kiri) bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia hari Rabu (19/11).

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hari Rabu (19/11), Rusia siap melangsungkan kerjasama dengan AS berdasarkan saling menghormati kepentingan pihak lain.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hari Rabu (19/11), negaranya ingin hubungan dengan AS berlandaskan rasa hormat, satu hari setelah ia menuduh Amerika berusaha menjatuhkan Rusia.

Berbicara pada sebuah upacara di Kremlin di mana sekelompok duta besar baru untuk Rusia menyerahkan surat penunjukan mereka, Putin mengatakan Rusia siap melangsungkan kerjasama praktis dengan Amerika berdasarkan rasa saling menghormati kepentingan pihak lain, persamaan hak dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing.

Ia mengatakan, kedua negara memiliki tanggungjawab khusus untuk menjaga stabilitas nasional dan mengatasi tantangan dan ancaman global.

Duta Besar Amerika untuk Rusia, John Tefft, ada di antara para diplomat yang mengajukan surat penunjukannya ke pemimpin Rusia itu.

Hari Selasa, Putin mengatakan dalam pertemuan dengan para pendukungnya di Moskow bahwa Amerika berusaha membawa Rusia ke dalam kontrolnya dan mengatasi masalahnya dengan mengorbankan Rusia.

Selasa malam, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier bertemu dengan Putin di Moskow untuk mengadakan pembicaraan mengenai Ukraina setelah mendapat undangan mendadak dari presiden Rusia itu.

Frank-Walter Steinmeier mengadakan pembicaraan selama 75 menit dengan Putin, Selasa malam, namun rincian isi pembicaraan mereka belum terungkap hingga Rabu pagi.

Steinmeier mengatakan setelah pertemuan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, sebelumnya hari itu, tidak ada alasan untuk merasa optimistik dalam situasi seperti sekarang di Ukraina timur, di mana pasukan pemerintah dan pemberontak dukungan Rusia terus berperang meskipun kesepakatan gencatan senjata dicapai September lalu.

Sebelum meninggalkan Kyiv, Selasa, Steinmeier menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam konflik mematuhi kesepakatan gencatan senjata itu.

Recommended

XS
SM
MD
LG