Tautan-tautan Akses

Presiden Yudhoyono Terima Penghargaan Negarawan Dunia


Seorang polisi menginspeksi kerusakan rumah milik warga Ahmadiyah di Pandeglang, Banten (7/2/2011) yang diserang masa. Warga Ahmadiyah dan warga minoritas lainnya di Indonesia sering menjadi korban kekerasan dan diskriminasi karena keyakinan agama yang berbeda.
Seorang polisi menginspeksi kerusakan rumah milik warga Ahmadiyah di Pandeglang, Banten (7/2/2011) yang diserang masa. Warga Ahmadiyah dan warga minoritas lainnya di Indonesia sering menjadi korban kekerasan dan diskriminasi karena keyakinan agama yang berbeda.

Di tengah kontroversi akan pemberian penghargaan tersebut, Presiden Indonesia menerima penghargaan Negarawan Dunia atau “World Statesman Award”.

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono Kamis malam waktu Amerika menerima penghargaan “World Statesman Award” dari Appeal of Conscience Foundation, sebuah yayasan berbasis di New York yang menggalakkan toleransi beragama.

Menurut yayasan yang bersemboyan “kejahatan atas nama agama adalah kejahatan terbesar melawan agama” itu, penghargaan tersebut diberikan atas upaya Presiden Yudhoyono mendukung HAM dan kebebasan beragama di Indonesia.

Dalam pidato sambutan penerimaan hadiah yang diprotes oleh sementara kalangan di Indonesia itu, Presiden Yudhoyono mengatakan tugas dan yayasan pimpinan Rabbi Arthur Schneier itu telah dan akan terus mengilhami tindakan bagi perdamaian dan saling pengertian di seluruh dunia.

Menurut Presiden Yudhoyono, seorang negarawan bekerja mengupayakan apa yang diyakini benar, bukan atas dasar popularitas yang didasarkan pada berbagai opini.

Presiden Yudhoyono menambahkan, ia bekerja dengan mengambil resiko dan menghadapi tantangan, terlebih lagi karena kepemimpinan negara tidak selalu dilakukan oleh satu orang, namun dilakukan secara kolektif dari seluruh masyarakat Indonesia.

Presiden Yudhoyono mengatakan dia menerima penghargaan itu atas nama rakyat Indonesia dan berharap penghargaan itu menjadi momentum untuk meneruskan perjuangan dalam menggalakkan kemanusiaan dan kebajikan manusia.

Dalam laporan tahunan tentang kebebasan beragama, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan pemerintah Indonesia tidak mengambil tindakan yang cukup untuk mencegah aksi kekerasan, penindasan dan diskriminasi terhadap individu-individu karena keyakinan agama mereka.
XS
SM
MD
LG