Tautan-tautan Akses

Presiden Tunisia Gelar Rapat Darurat Pasca Teror


Seorang pria berjalan di dekat bis yang hancur di Tunis (25/11). Presiden Tunisia menyatakan keadaan darurat selama 30 hari di negara itu dan memberlakukan jam malam di ibukota Tunis, menyusul serangan terhadap bus pengawal kepresidenan elit Tunisia yang menewaskan 12 orang.
Seorang pria berjalan di dekat bis yang hancur di Tunis (25/11). Presiden Tunisia menyatakan keadaan darurat selama 30 hari di negara itu dan memberlakukan jam malam di ibukota Tunis, menyusul serangan terhadap bus pengawal kepresidenan elit Tunisia yang menewaskan 12 orang.

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi menyatakan keadaan darurat 30 hari di Tunisia dan memberlakukan jam malam di Tunis.

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengadakan rapat darurat hari Rabu (25/11) dengan dewan keamanannya sehari setelah ledakan menewaskan sedikitnya 12 orang di ibukota negara itu.

Ledakan tersebut mengenai sebuah bus yang membawa anggota pengawal kepresidenan elit negara itu di sebuah jalan besar yang di pinggirannya terdapat deretan pohon di tengah kota Tunis.

Sumber keamanan dan kepresidenan mengatakan ledakan tersebut adalah serangan dan belum jelas apakah ledakan itu datang dari bom atau bahan peledak yang ditembakkan terhadap bus itu.

Essebsi menyatakan keadaan darurat 30 hari di Tunisia dan jam malam diberlakukan di Tunis.

Berbicara melalui televisi nasional Selasa malam (24/11), ia mengatakan Tunisia “sedang berperang melawan terorisme,” dan mendesak kerjasama internasional melawan ekstrimis yang melancarkan beberapa serangan maut dalam beberapa pekan ini.

“Saya ingin memberi jaminan kepada rakyat Tunisia bahwa kita akan mengalahkan terorisme,” katanya.

Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB telah mengutuk serangan itu dan menyatakan dukungan pada Tunisia.

“Para anggota Dewan Keamanan menekankan bahwa serangan teroris tidak akan dapat menghambat jalan Tunisia menuju demokrasi dan usahanya menuju pemulihan ekonomi dan pembangunan,” kata dewan itu dalam pernyataan.

Ledakan itu terjadi 10 hari setelah pihak berwenang menaikkan tingkat keamanan di ibukota dan menempatkan pasukan keamanan dalam jumlah yang luar biasa besarnya.

Sebelumnya bulan ini, pihak berwenang Tunisia mengumumkan pembongkaran satu jaringan yang katanya telah merencanakan serangan terhadap kantor polisi dan hotel-hotel di kota tepi pantai Sousse, kira-kira 150 kilometer sebelah tenggara Tunis.

Perindustrian pariwisata Tunisia telah terpukul keras tahun ini setelah serangan ekstrimis. Penembakan di sebuah hotel mewah tepi pantai di Sousse bulan Juni lalu menewaskan 38 orang, sebagian besar wisatawan, dan bulan Maret lalu serangan oleh ekstrimis Islamis di museum Bardo yang terkenal dekat ibukota Tunisia menewaskan 22 orang. [gp]

Recommended

XS
SM
MD
LG