Tautan-tautan Akses

Presiden SBY Terus Pantau Dinamika Bank Sentral AS


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: dok).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: dok).

Indonesia harus tetap hati-hati dan waspada terhadap kondisi ekonomi global termasuk rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memberlakukan tapering off atau pengurangan stimulus.

Dalam acara CEO Forum di Jakarta, Rabu (27/11), Presiden Yudhoyono menegaskan saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang dihadapkan pada persoalan internal dan eksternal. Menurut presiden, gejolak ekonomi di dalam negeri perlu diatasi, namun gejolak ekonomi global juga perlu diantisipasi.

Presiden mengingatkan, Indonesia tidak dapat menghindar dari berbagai situasi ekonomi global, namun Indonesia harus tetap berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya dampak negatif.

“Perdagangan kita juga mengalami defisit, kita sudah keluarkan policy untuk mengurangi impor, mendorong ekspor dengan sejumlah insentif dan fiscal policy, dan yang paling mengkhawatirkan, apabila Fed mengambil keputusan katakanlah bulan mendatang atau dua bulan lagi tapering off itu diberlakukan," kata Presiden Yudhoyono.

"Setiap malam saya mengikuti dinamika yang ada di New York dengan pimpinan Fed yang baru. Mudah-mudahan kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik sebelum keputusan itu diambil oleh yang punya kuasa terhadap dolar di seluruh dunia ini. Kesimpulan dari situasi ekonomi kita dan dunia, ekonomi Indonesia tahun ini dan tahun depan tidak mudah, dan kita harus mengelolanya dengan serius,” lanjutnya.

Presiden Yudhoyono menegaskan dalam 26 bulan terakhir Indonesia mengalami defisit, namun ditambahkan presiden target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5,8 persen harus tetap digaja.

“Saya katakan growth kita akan melambat, unemployment sedikit naik, rupiah akan menemukan equilibriumnya yang baru," kata Presiden Yudhyono.

Lebih lanjut dikatakan Presiden Yudhoyono, Indonesia perlu menjaga konsumsi rumah tangga, investasi, dan government spending untuk menutup kekurangan dari netto ekspor dan impor. Presiden Yudhoyono juga mengingatkan, tahun 2014 mendatang merupakan tahun politik, dan presiden berharap tidak sampai menganggu perekonomian di dalam negeri.

“Yang kita perlukan adalah sinergi antara pemerintah dan parlemen. Saya kira kita satu perahu kalau sudah untuk merah putih, kemudian sinergi pemerintah pusat dan daerah. Dengan demikian pusat dan daerah semua jadi bagian dari solusi. Sinergi dunia usaha baik BUMN maupun swasta dengan pemerintah,dan jangan diabaikan kerja sama internasional," kata Presiden Yudhoyono.

"Kerja sama yang saling menguntungkan, kerja sama yang bawa benefit real, ini yang penting barangkali adalah bagaimana dengan Pemilu dan Pilpres 2014 mendatang implikasinya terhadap ekonomi kita, utamanya menjaga pertumbuhan,” lanjutnya.

Pada kesempatan sama, Gubernur BI, Agus Martowardoyo mengatakan sektor industri di Indonesia harus mampu berkembang agar ekonomi tetap bergerak bahkan tumbuh.

“Menuntaskan kendala struktural termasuk untuk memulihkan defisit neraca transaksi berjalan tidak boleh tertunda lagi. Kini Indonesia tengah bertransisi dari posisi lower middle income country menuju upper middle income country. Berarti ekspansi masyarakat kelas menengah akan berlanjut dan pasar domestik kita terus membesar, dengan demikian struktur permintaan barang dan jasapun semakin beragam," kata Gubernur BI, Agus Martowardoyo.

"Apabila kapabilitas industrial kita tidak mampu merespon dengan baik, kami khawatir kita akan rentan terhadap external shock sehingga waktu yang dibutuhkan untuk bermigrasi menuju upper middle income country menjadi sangat lambat, kita semua menyadari bahwa tahun-tahun kedepan tidaklah mudah,” lanjutnya.

Recommended

XS
SM
MD
LG