Tautan-tautan Akses

Presiden Palestina Desak Perlindungan Solusi 2 Negara


Presiden Palestina Mahmud Abbas menyampaikan pidato di hadapan Dewan Hak Asasi PBB di Jenewa, Swiss, 27 Februari 2017. (AFP PHOTO / Fabrice COFFRINI)
Presiden Palestina Mahmud Abbas menyampaikan pidato di hadapan Dewan Hak Asasi PBB di Jenewa, Swiss, 27 Februari 2017. (AFP PHOTO / Fabrice COFFRINI)

Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari Senin (27/2) mengimbau masyarakat internasional agar melindungi solusi dua negara Israel-Palestina, dalam pesan yang diarahkan pada Israel dan pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dalam pertemuan di Gedung Putih belum lama ini, presiden Trump maupun PM Israel Benjamin Netanyahu sepertinya menjauhkan diri dari gagasan yang didukung masyarakat internasional untuk mendirikan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.

Dalam pidato di depan Dewan HAM PBB di Jenewa, Presiden Mahmoud Abbas menyerukan agar negara-negara yang mendukung solusi dua negara “mempertahankan solusi itu” dan mengakui negara Palestina.

“Solusi ini harus dilindungi dari upaya untuk meninggalkan atau mengabaikannya,” kata Mahmoud Abbas.

Masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat sejak lama mendukung gagasan solusi dua negara sebagai cara terbaik untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina. Bulan Januari, puluhan negara menegaskan lagi dukungan mereka pada tujuan ini dalam sebuah konferensi internasional di Perancis, beberapa hari sebelum Presiden Trump mulai menduduki jabatan.

Namun, dalam jumpa pers gabungan dengan Trump pada 15 Februari, PM Netanyahu tidak menyebut-nyebut solusi dua negara. Alih-alih, ia berbicara mengenai pencarian “cara-cara baru” untuk melangkah ke depan, termasuk pendekatan regional yang melibatkan negara-negara Arab lain.

Sementara itu, Trump mengatakan ia dapat mendukung kesepakatan apapun antara kedua pihak, termasuk satu negara tunggal Israel-Palestina, solusi yang tidak disukai Israel maupun Palestina. Ia juga menyebut suatu “kesepakatan yang jauh lebih besar” yang melibatkan “banyak negara.”

Abbas mengatakan ia siap bekerja dengan “semangat” positif bersama Trump, namun menolak gagasan mengenai kesepakatan sementara atau negara tunggal.

“Kita seyogyanya tidak lagi berbicara mengenai memasukkan Palestina ke dalam sebuah kerangka regional lebih besar sebagaimana yang sedang diupayakan oleh Israel dengan menarik diri dari kemajuan yang sudah dicapai,” tegasnya.

Abbas juga mengecam kegiatan pembangunan permukiman Israel di atas tanah-tanah milik warga Palestina, dan pengesahan undang-undang Israel bulan ini yang secara retroaktif melegalkan ribuan rumah permukiman yang sudah dibangun secara melanggar hukum di atas tanah milik warga Palestina di Tepi Barat.

Abbas menegaskan undang-undang itu “melegalkan pencurian tanah milik warga Palestina.” Abbas juga memperingatkan agar kedutaan besar Amerika tidak dipindah ke Yerussalem, sebagaimana pernah dikemukakan oleh Trump. [ds]

XS
SM
MD
LG