Tautan-tautan Akses

Presiden Obama Dukung Pembatasan Senjata Api di AS


Warga Amerika memprotes penggunaan senjata api menyusul banyaknya tragedi penembakan belakangan ini (Foto:dok). Presiden Obama sangat mendukung RUU yang akan memberlakukan kembali larangan kepemilikan senjata api serbu, Selasa (18/12).
Warga Amerika memprotes penggunaan senjata api menyusul banyaknya tragedi penembakan belakangan ini (Foto:dok). Presiden Obama sangat mendukung RUU yang akan memberlakukan kembali larangan kepemilikan senjata api serbu, Selasa (18/12).

Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama sangat mendukung rencana rancangan undang-undang yang hendak memberlakukan kembali larangan senjata api serbu, Selasa (18/12).

Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan Presiden Obama mendukung rencana RUU pemberlakuan kembali larangan senjata api penyerang, satu dari beberapa tuntutan dari para pendukung pembatasan senjata api yang dihidupkan kembali setelah tragedi pembantaian pekan lalu di sebuah sekolah dasar di negara bagian Conneticut, Selasa (18/12), di saat masyarakat di Newtown, Conneticut, yang masih berduka menguburkan jenazah para korban.

Dua puluh enam orang, termasuk 20 anak-anak, meninggal dunia hari Jumat (14/12) saat seorang berusia 20 tahun menerobos masuk ke sekolah dasar yang ramai dan menggunakan senapan penyerang semi-otomatis untuk menembaki mereka.

Pemakaman untuk dua anak yang sekelas dan berusia 6 tahun yang tewas dalam penembakan itu, diadakan di kota kecil tersebut hari Selasa (18/12). Sebelumnya, hari Senin, dua jenazah korban, anak laki-laki berusia 6 tahun, telah dikebumikan. Sepanjang pekan ini direncanakan akan digelar kebaktian-kebaktian untuk mengenang para korban.

Dekat Washington, Perhimpunan Senapan Nasional (NRA) – organisasi terbesar hak memiliki senjata api – mulai buka suara mengenai pembantaian itu. Dalam pernyataan tertulis, NRA mengatakan para anggotanya kaget dan berduka-cita oleh berita pembunuhan yang mengerikan dan tidak berperasaan itu. Pernyataan itu juga mengatakan mereka ingin memberi waktu bagi para keluarga korban untuk berduka sebelum membuat pernyataan tambahan.
XS
SM
MD
LG