Tautan-tautan Akses

Presiden Kenya Serukan Dukungan Internasional untuk Perdamaian di Sudan Selatan


Presiden Kenya Uhuru Kenyatta saat berpidato di Markas Besa PBB, New York, 25 September 2015 (AP Photo/Seth Wenig).
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta saat berpidato di Markas Besa PBB, New York, 25 September 2015 (AP Photo/Seth Wenig).

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengungkapkan perlunya melibatkan tidak hanya pemerintah dan pemberontak, melainkan juga organisasi-organisasi kemasyarakatan sipil, gereja dan komunitas-komunitas di Sudan Selatan.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengatakan negara-negara Afrika Timur yang sedang berusaha mewujudkan kesepakatan perdamaian baru bagi Sudan Selatan, harus memperluas usaha mereka dengan melibatkan masyarakat internasional.

Dalam sebuah wawancara dengan VOA di New York, Kenyatta mengatakan, langkah itu akan membuka koridor-koridor kemanusiaan di Sudan Selatan, di mana konflik yang telah berlangsung selama 20 bulan di sana telah memaksa 2 juta orang terpaksa mengungsi. Langkah itu juga, katanya, akan membantu membangun pemerintah persatuan antara pemerintah yang sekarang berkuasa dan pemberontak.

"Saya kira fokus utama sekarang adalah implementasi. Mengingat semua pihak telah menandatangani, saya yakin ada komitmen di semua pihak di Sudan untuk menyaksikan perdamaian yang sesungguhnya terwujud,” kata Kenyatta. “Dan apa yang mereka butuhkan dari kita sekarang adalah dukungan agar proses implementasi berlangsung semestinya,” lanjutnya.

Kenyatta mengungkapkan perlunya untuk tidak hanya melibatkan pemerintah dan pemberontak, melainkan juga organisasi-organisasi kemasyarakatan sipil, gereja dan komunitas-komunitas di Sudan Selatan.

Kesepakatan perdamaian yang disetujui bulan lalu menyerukan demiliterisasi di ibukota, Juba: pembentukan pemerintah persatuan dalam waktu 90 hari, dan pemberian posisi wakil presiden ke pemberontak. Namun, sejak penandatanganan itu, kedua pihak sama-sama telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. [ab]

XS
SM
MD
LG