Kepala Polisi Cologne menyesalkan satuannya menggunakan istilah “Nafris'' untuk menggambarkan orang-orang Afrika Utara dalam tweet malam Tahun Baru, tetapi menolak tudingan mereka melakukan itu karena kecurigaan berdasar ras.
Polisi mencegah ratusan laki-laki Afrika Utara menuju pusat kota Cologne hari Sabtu guna menghindari terulangnya serangan seksual yang merusak perayaan Tahun Baru tahun sebelumnya.
Di Twitter, polisi Cologne menulis: “Ratusan Nafris diperiksa di stasiun kereta api utama.''
Kritikus menuduh polisi memeriksa orang hanya berdasar penampilan. Kepada koran the Rheinische Post, pimpinan partai Hijau yang beroposisi, Simone Peter, mengatakan istilah “Nafris'' “sangat tidak bisa diterima.''
Hari Senin (2/1), Kepala Polisi Juergen Matthies mengatakan polisi telah menggunakan istilah tersebut untuk kalangan internal sejak tahun 2013 guna menggambarkan orang-orang muda Afrika Utara yang terutama dianggap pelaku kekerasan atau kriminal. Ia menyatakan, istilah itu tidak untuk umum.(ka/ii)