Tautan-tautan Akses

Polda Aceh Tahan Polisi Diduga Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak


Juru bicara Polda Aceh, Kombes Pol Gustav Leo (Foto: VOA/Budi Nahaba)
Juru bicara Polda Aceh, Kombes Pol Gustav Leo (Foto: VOA/Budi Nahaba)

Kepolisian Daerah (Polda) Aceh pekan ini telah menahan seorang anggotanya yang diduga terlibat kasus pelecehan seksual terhadap beberapa anak siswa sekolah dasar di Banda Aceh.

Juru Bicara Polda Aceh Komisaris Besar Gustav Leo, mengatakan bahwa Polda Aceh telah menahan oknum polisi yang diduga terlibat kasus kekerasan seksual terhadap anak, Jum’at (25/4).

“Pelaku sudah ditahan. Perbuatan itu sangat disayangkan prilaku anggota (Polri) dengan moral yang begitu. Setelah ada barang bukti , ada saksi-saksi dan anggota tersebut langsung diproses hukum,” kata Gustav Leo.

Baru-baru ini para petugas dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Banda Aceh melaporkan dua anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual oknum anggota polisi. Para korban rata-rata berusia antara 8 hingga 10 tahun, dan pelaku merupakan orang yang bertempat tinggal dekat dengan sekolah para korban.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, mengatakan bahwa jajarannya telah berkoordinasi dengan aparat terkait dan berharap para penegak hukum menindaklanjuti dan segera menuntaskan kasus tersebut.

“Pihak Kepolisian Resort (Polres) menangani kasus ini lebih profesional dan ini betul-betul bisa ditangani cukup serius. Pelaku agar dihukum sehingga ini menjadi pembelajaran,” jelas Illiza Sa'aduddin Djamal.

Petugas pemerintah kota (pemkot) melalui instansi terkait, tambah Illiza, berupaya melakukan pendampingan terhadap korban, baik dari aspek perlindungan hukum maupun dalam mengatasi masalah-masalah kejiwaan dan trauma yang dialami anak-anak korban kekerasan seksual.
Walikota Aceh Illiza Sa'aduddin mengatakan bahwa anak korban kekerasan seksual perlu pendampingan khusus (Foto: dok/VOA-Budi Nahaba)
Walikota Aceh Illiza Sa'aduddin mengatakan bahwa anak korban kekerasan seksual perlu pendampingan khusus (Foto: dok/VOA-Budi Nahaba)
​”Karena biasanya, anak-anak yang terkena seperti itu , dia akan mengalami gangguan jiwa juga harus ditangani serius, sehingga tidak merusak masa depan anak yang masih cukup panjang,” tambahnya.

Sejumlah aktivis dari berbagai organisasi prodemokrasi di Aceh hari Kamis (24/4) menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Markas Kepolisiaan Banda Aceh dan mendesak jajaran Polri serius menindaklanjuti kasus yang melibatkan anggotanya itu.

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh, Gilang Destika Lestari mendesak agar aparat penegak hukum menjatuhkan sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku kekerasan seksual terhadap anak. “Memberikan hukuman seberat-beratnya. Kita meminta polisi yang melakukan kekerasan terhadap anak dipecat,” kata Gilang Destika Lestari.

Konsorsium gabungan organisasi prodemokrasi di Aceh mencatat kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat di Aceh. Tercatat 70 kasus terjadi selama 2013, meningkat dari 27 kasus pada tahun 2012. Orang-orang terdekat dari anak, seperti guru, ayah tiri, paman, maupun tetangga merupakan pelaku kekerasan seksual paling dominan terjadi.

Beberapa warga memuji aparat guna mempercepat proses hukum terhadap pelaku kejahatan seksual yang dinilai mencederai pelaksanaan syariat Islam di Aceh.

Pemuda Peduli Kota Madani, Reza Nasser, mendesak agar para pemuka agama di Aceh agar turun tangan dan serius mengatasi masalah-masalah sosial yang makin mengancam generasi muda Aceh. “Ulama kita harap berperan aktif. Sementara media perlu sering memberitakan atau mengungkap kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, mengingat Aceh dengan syariat Islam, dan bukan hanya memberitakan soal razia-razia busana saja,” ungkap Reza Nasser.

Aktivis dari Solidaritas Perempuan (SP) Aceh, Rosnidar Puteh mengajak warga kota bersatu membangun gerakan bersama dalam mengatasi dan mencegah pratik kejahatan dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak serta masalah-masalah sosial lainnya.

“Membangun gerakan dari bawah untuk melakukan perubahan, mengatasi dan mencegah dini kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Itu bisa diperjuangkan bersama,” kata Rosnidar Puteh.

Analis kesehatan jiwa anak mengatakan umumnya anak-anak yang mengalami pelecehan seksual urang diajarkan untuk bersikap tegas terhadap orang asing. Sehingga cukup penting bagi orangtua agar proaktif mendidik anak berani menolak dengan tegas atau meminta bantuan dari orang lain jika ada orang yang berbuat tidak senonoh seperti meraba atau menyentuh mereka.

Recommended

XS
SM
MD
LG