Tautan-tautan Akses

PM Turki akan Mengundurkan Diri


PM Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan pengunduran dirinya di markas partai berkuasa AKP. Ankara, Turki (AP Photo/Burhan Ozbilici)
PM Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan pengunduran dirinya di markas partai berkuasa AKP. Ankara, Turki (AP Photo/Burhan Ozbilici)

Keputusan PM Turki Ahmet Davutoglu untuk tidak akan mencalonkan diri untuk terpilih kembali sebagai ketua partai berkuasa pada konvensi partai mendatang berarti ia akan mundur dari jabatan perdana mentri. Demi keutuhan partai, ia mengatakan penggantian ketua akan lebih tepat.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu hari Kamis mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri untuk terpilih kembali sebagai ketua partai berkuasa pada konvensi partai mendatang. Ini berarti ia akan meninggalkan jabatannya sebagai perdana menteri.

Setelah bertemu dengan komite eksekutif Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Davutoglu mengatakan pada konferensi pers di Ankara bahwa, demi keutuhan partai, penggantian ketua akan lebih tepat.

“Saya tidak merasa gagal atau menyesal dalam mengambil keputusan ini,” kata Davutoglu, seraya menambahkan bahwa pengunduran dirinya itu bukan “pilihannya melainkan suatu keharusan.” Ia menekankan ia tidak merasa “kecewa.”

Davutoglu mengindikasikan bahwa ia tidak akan meninggalkan partai dan akan “terus berjuang” sebagai legislator dari partai berkuasa. Ia juga menjanjikan loyalitas terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Erdogan mengatakan itu adalah keputusan perdana menteri sendiri dan ia mengharapkan Davutoglu sukses.

Pengunduran Davutoglu tidak langsung berlaku. AKP akan mengadakan kongres darurat pada 22 Mei untuk memilih ketua baru yang akan menggantikan Davutoglu sebagai perdana menteri.

Davutoglu sebelumnya berencana mengunjungi Amerika Serikat pada 2 Mei untuk bertemu Presiden Barack Obama dan Wakil Presiden Joseph Biden, sebut media Turki. Sebagian media menyatakan rencana itu membuat marah Erdogan dan lawatan akhirnya dibatalkan.

Erdogan dan Davutoglu bertemu Rabu malam tetapi diduga gagal menyelesaikan perselisihan pendapat di antara mereka. Davutoglu bukan pendukung kuat sebagian kebijakan Erdogan, termasuk mengenai kemungkinan perubahan konstitusi yang membuat jabatan presiden yang lebih bersifat seremonial menjadi posisi yang sangat berpengaruh. [uh]

XS
SM
MD
LG