Tautan-tautan Akses

PM Irak ke AS untuk Minta Bantuan Senjata Lawan ISIS


PM Irak Haider al-Abadi (tengah) dalam jumpa pers di bandara Baghdad, Irak sebelum terbang menuju ke Amerika, Senin (13/4).
PM Irak Haider al-Abadi (tengah) dalam jumpa pers di bandara Baghdad, Irak sebelum terbang menuju ke Amerika, Senin (13/4).

PM Irak Haider al-Abadi berusaha memperoleh bantuan senjata baru bernilai milyaran dollar dari Amerika untuk melawan kelompok militan ISIS.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi berkunjung ke Amerika untuk meyakinkan Presiden Barack Obama agar memberi negaranya bantuan serangan udara lebih banyak, dan pengiriman senjata baru bernilai milyaran dollar untuk melawan ISIS.

Abadi hari Senin (13/4) mengatakan Amerika telah meningkatkan dukungannya kepada Irak tapi Irak mengharapkan bantuan lebih besar, karena pasukan Irak sedang berupaya merebut kembali sebagian besar wilayah negara mereka yang dikuasai pemberontak sejak tahun lalu.

Ketika meninggalkan Bagdad Perdana Menteri Abadi mengatakan tentara Irak sedang berjuang melawan teroris di medan tempur. Teroris bukan hanya mengancam Irak tapi juga kawasan itu dan bahkan mengancam dunia. Ia juga mengatakan Irak memerlukan dukungan internasional untuk melawan teroris.

Menurutnya, Militan ISIS kini menyelundupkan minyak dan benda-benda purbakala untuk mendapat dana. Karena itu, Irak membutuhkan bantuan internasional untuk menghentikan semua upaya jahat teroris yang ingin meneruskan pertumpahan darah di Irak.

Perdana Menteri Abadi hari Selasa (14/4) akan bertemu dengan Presiden Obama di Gedung Putih dalam kunjungan pertama pemimpin Irak itu ke Washington sebagai perdana menteri.

Abadi diperkirakan akan meminta penundaan pembayaran kepada Amerika untuk pengiriman senjata baru karena Irak kekurangan dana akibat merosotnya harga minyak dunia dan biaya-biaya serangan militernya terhadap ISIS.

Pejabat Amerika hari Senin mengatakan tidak mengetahui ada permintaan-permintaan khusus. Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Presiden Obama menantikan pertemuan dengan Perdana Menteri Abadi dan mendukung upaya-upayanya untuk menyatukan Irak. Juru bicara itu menambahkan bahwa Presiden Obama akan mempertimbangkan setiap permintaan untuk meningkatkan bantuan.

Amerika selama berbulan-bulan telah memimpin koalisi internasional melakukan serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS di Irak dan Suriah dan menyediakan senjata serta pelatihan bagi pasukan Irak. Tapi Presiden Obama mengesampingkan pengiriman tentara ke medan tempur tiga tahun setelah Amerika mengakhiri perangnya di negara itu. Pemimpin Amerika itu telah mengirim 3.000 penasihat militer ke Irak untuk membantu operasi-operasi Irak di darat.

Pasukan Irak dalam beberapa minggu terakhir telah berhasil merebut kembali wilayah penting dari ISIS termasuk Tikrit setelah pertempuran selama satu bulan. Tapi pemberontak masih menguasai sebagian besar wilayah di dua provinsi Nineveh dan Anbar.

XS
SM
MD
LG