Tautan-tautan Akses

PM Inggris Beri Keterangan di Depan Parlemen soal Skandal Penyadapan


PM Inggris David Cameron saat memberikan keterangan di hadapan parlemen Inggris (20/7).
PM Inggris David Cameron saat memberikan keterangan di hadapan parlemen Inggris (20/7).

PM Cameron mengaku menyesal mempekerjakan mantan editor tabloid bermasalah, Andy Coulson sebagai direktur komunikasi.

Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan jika dipikir kembali, ia tidak akan mempekerjakan seorang mantan editor sebuah tabloid, yang kini ditutup, sebagai jurubicaranya, terkait skandal suap di kepolisian dan penyadapan telepon di Inggris.

Pemimpin Inggris itu mengatakan dalam sidang istimewa di parlemen hari Rabu ia menyesalkan kehebohan yang muncul akibat ia mempekerjakan Andy Coulson, mantan editor News of the World yang ditutup baru-baru ini oleh raja media Rupert Murdoch. Ia mengatakan bahwa jika ia mengetahui kasus ini sebelumnya, ia tidak akan mempekerjakan Coulson.

Andy Coulson menjabat sebagai direktur komunikasi PM Cameron sebelum mengundurkan diri pada bulan Januari lalu. Coulson telah dituduh korupsi dan bersekongkol untuk melakukan penyadapan. Ia adalah satu dari 10 orang yang ditahan sejauh ini terkait skandal itu.

PM Cameron, yang memelihara hubungan erat dengan para eksekutif media Murdoch, mengatakan, Coulson harus dianggap tidak bersalah sebelum dinyatakan demikian dan bahwa tugasnya bersama perdana menteri tidak menjadi masalah. Perdana menteri Konservatif yang memperpendek lawatan perdagangannya ke Afrika untuk menghadapi skandal penyadapan telepon itu mengatakan, ia memiliki tanggungjawab terbesar untuk membereskan semua masalah ini.

Namun, para legislator oposisi marah terhadap Cameron. Ketua partai Buruh Ed Milliband mengatakan perdana menteri telah mengambil keputusan yang sangat keliru dalam mempekerjakan Coulson. Ia mengatakan seharusnya dilakukan berbagai upaya untuk mengungkap fakta-fakta terkait skandal penyadapan di surat kabar itu. Cameron mengatakan ia tidak memiliki bukti bahwa Coulson terlibat dalam skandal sewaktu mulai dipekerjakan.

Sebuah komisi parlemen Inggris hari Rabu mengritik kerajaan media Murdoch berusaha sengaja menghalangi penyidikan kasus penyadapan telepon itu, dan mengatakan penyidikan polisi terhadap masalah tersebut gagal. Skandal ini menyebabkan pengunduran diri dua perwira tertinggi kepolisian London, Paul Stephenson dan John Yates.

Hari Selasa, Rupert Murdoch meminta maaf di hadapan parlemen Inggris, dengan menyebut hari itu sebagai hari paling merendahkan dalam hidupnya. Murdoch bersikeras bahwa ia tidak bertanggungjawab secara pribadi atas skandal itu. Kesalahan itu terletak pada orang-orang kepercayaannya dalam memimpin organisasi itu, serta bawahan mereka.

XS
SM
MD
LG