Tautan-tautan Akses

PM India Desak AS Terapkan 'Kebijakan Terbuka' soal Visa Kerja


PM India Narendra Modi di New Delhi, India (Foto: dok).
PM India Narendra Modi di New Delhi, India (Foto: dok).

PM India mendesak Amerika agar menerapkan kebijakan yang "imbang dan berpandangan jauh" terkait visa yang memungkinkan ribuan profesional terampil India bekerja di Amerika dan maraknya industri piranti lunak yang bernilai 150 miliar dolar di India.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengimbau agar Amerika mempunyai pikiran yang terbuka tentang visa kerja pada pertemuan dengan 26 anggota delegasi bipartisan Kongres Amerika, dipimpin anggota DPR dari fraksi Republik, Bob Goodlatte.

Kekhawatiran terus berkembang di India bahwa pemerintahan Trump akan merevisi program visa kerja, disebut H1-B, untuk melindungi lapangan kerja bagi orang Amerika. Pekerja teknologi India paling banyak mendapat visa tersebut, yang memungkinkan profesional asing bekerja di Amerika.

Kepada wartawan, setelah bertemu delegasi Amerika itu hari Selasa (21/2), Menteri Penerangan India Ravi Shankar Prasad mengatakan perdana menteri menginginkan kedua negara bekerja sama dalam memfasilitasi hubungan rakyat-dengan-rakyat dan "mengacu pada peran tenaga terampil India dalam memperkaya ekonomi dan masyarakat Amerika."

"Walaupun kami sepenuhnya mengakui hak Kongres dan pimpinan politik Amerika untuk mengkaji ulang dan meninjau kembali kebijakan menyangkut visa, layak diingat juga fakta bahwa pikiran dan bakat orang India telah memberi kontribusi dalam membuat perusahaan-perusahaan Amerika dan ekonomi Amerika lebih kompetitif, membuka lapangan pekerjaan dan juga menghasilkan pendapatan. Dan saya sangat senang mendengar bahwa semua anggota Kongres terkemuka, yang merupakan pendukung besar hubungan India-Amerika, menyatakan bahwa kita harus selalu mempertimbangkan hal ini," kata Prasad.

Sebelum bertemu perdana menteri, anggota Kongres dari fraksi Republik Bob Goodlatte menolak menjawab pertanyaan mengenai pembatasan visa. Ia menyatakan, terserah kepada Presiden Donald Trump untuk meninjau kembali kebijakan-kebijakannya mengenai imigrasi.

Goodlatte juga mengatakan, presiden Amerika Serikat itu adalah seorang pengusaha, dan Trump senang membuat kesepakatan dengan India dan negara-negara lain di dunia.

Sementara India optimistis kemitraannya yang berkembang dengan Amerika akan berlanjut dibawah pemerintahan Trump, ada kekhawatiran bagaimana proteksionisme dan pembatasan imigrasi akan berdampak pada perdagangan, khususnya ekspor piranti lunak India, yang dua pertiganya dikirim ke Amerika. [ka/ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG