Tautan-tautan Akses

Pihak Asing Dituding Tunggangi Pasukan Kenya yang Masuki Somalia


Militer Kenya menyiapkan pasokan bahan bakar di lapangan udara Garrisa di dekat perbatasan Kenya-Somalia (18/10).
Militer Kenya menyiapkan pasokan bahan bakar di lapangan udara Garrisa di dekat perbatasan Kenya-Somalia (18/10).

Sembari tentara Kenya terus memasuki Somalia mengejar militan Al-Shabab, spekulasi meningkat mengenai adanya kekuatan-kekuatan asing yang mendukung operasi itu. Sejauh ini tak satu pun negara mengaku terlibat.

Media lokal dan internasional dalam minggu-minggu ini melaporkan pasukan militer asing turut berperan dalam operasi Kenya di Somalia.

Juru bicara militer Kenya, Emmanuel Chirchir, dikutip mengatakan, “Sudah pasti ada pihak lain dalam operasi ini.” Pernyataan angkatan bersenjata juga mengatakan kapal angkatan laut Perancis turut ambil bagian dalam penembakan kota Kismayo yang dikuasai Al-Shabab.

Tetapi, Kenya mancabut klaim tersebut setelah kedutaan Perancis mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan itu dan meminta beberapa surat kabar lokal memperbaiki laporan-laporan mereka. Sementara itu, yang lainnya berspekulasi bahwa Amerika mendukung militer Kenya.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan VOA, Wakil Menlu Amerika urusan Afrika, Johnnie Carson menyangkal keterlibatan Amerika. Ia mengatakan, “Kami tidak memberikan bantuan lintas batas apapun bagi Kenya. Kami tidak mengetahui keputusan Kenya untuk bergerak melintas perbatasan, itu adalah keputusan mereka dan kami tidak diberitahu.”

Amerika menjalin hubungan yang dekat dengan militer Kenya dan telah memberi dukungan logistik dan latihan bagi angkatan bersenjata Kenya di masa lampau.

Mantan tentara Kenya, Mayor Imaana Laibuta mengatakan tidak mungkin Amerika tidak membantu Kenya saat ini. Ia mengatakan, “ Saya harus berspekulasi bahwa tingkat kerjasama yang terjalin sebelum operasi tersebut masih berlanjut. Saya akan heran bila tidak ada bantuan keuangan dan peralatan yang diberikan negara-negara barat kepada Kenya, khususnya dari Amerika.”

Laibuta mengatakan berdasar informasi yang dimilikinya, ada sekitar 6.000 tentara terlibat dalam operasi itu dan dibutuhkan tiga kali jumlah tersebut agar operasi berhasil.

Tentara asing di Somalia sangat dimusuhi dalam beberapa tahun terakhir, terutama tentara Amerika pada awal tahun 1990-an dan tentara Ethiopia tahun 2006. Tentara Ethiopia berupaya mengalahkan Persatuan Pengadilan Islam, kelompok yang menyaingi Pemerintah Federal Sementara yang baru lahir.

Al-Shabab yang merupakan sayap militer Persatuan Pengadilan Islam, menggunakan invasi Ethiopia sebagai cara mendapat dukungan bagi upaya jihadnya. Yang dikhawatirkan adalah Al-Shabab bisa memanfaatkan invasi Kenya untuk mendapatkan kembali kekuasaan.

XS
SM
MD
LG