Tautan-tautan Akses

Hasil Penyelidikan: Pesawat Malaysia Jatuh Dirudal Rusia


Wilbert Paulissen (kanan), menjelaskan hasil penyelidikan tim dari berbagai negara mengenai jatuhnya pesawat MH17 dalam presentasi di Nieuwegein, Belanda, hari Rabu (28/9).
Wilbert Paulissen (kanan), menjelaskan hasil penyelidikan tim dari berbagai negara mengenai jatuhnya pesawat MH17 dalam presentasi di Nieuwegein, Belanda, hari Rabu (28/9).

Hasil penyelidikan berbagai negara selama dua tahun mengenai jatuhnya Malaysia Airlines penerbangan MH17 dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada Juli 2014 menyimpulkan bahwa pesawat penumpang itu ditembak jatuh oleh rudal darat-ke-udara yang diangkut dari Rusia ke wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina. Rusia membantah temuan itu dan menyangkal keterlibatannya.

Kesimpulan Tim Penyelidik Gabungan jelas: pesawat Malaysia dengan nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh rudal darat-ke-udara SA11 BUK yang diangkut dari Rusia ke wilayah Ukraina yang kala itu dikuasai pemberontak yang didukung Rusia. Tetapi pertanyaan-pertanyaan kunci masih belum terjawab.

Fred Westerbeke, kepala jaksa Belanda mengatakan, "Apakah itu ketidaksengajaan? Atau disengaja? Siapa yang bertanggungjawab? Siapa yang memberi perintah? Itulah pertanyaan-pertanyaan selanjutnya yang harus kita cari tahu."

Keluarga korban telah menunggu jawaban pertanyaan-pertanyaan itu lebih dari dua tahun. Anak perempuan Hans De Borst, Elsemiek, usia 17 tahun, satu dari 298 korban dalam pesawat tersebut.

De Borst mengatakan, "Sejauh ini terdapat banyak spekulasi, tetapi saya menganggap ini sebagai sesuatu yang benar-benar sangat melegakan."

Rusia telah secara konsisten membantah terlibat dan telah menyatakan pesawat itu jatuh oleh jet tempur Ukraina atau ditembak jatuh dari wilayah Ukraina.

Tetapi bukti yang ada jelas-jelas tidak demikian, ujar analis ilmu militer Justin Bronk pada Royal United Services Institute.

Ia menambahkan, "Ide bahwa ini saat yang dipilih Ukraina untuk menembakkan rudal besar darat-ke-udara terus terang tidak masuk akal. Sedangkan pemberontak sebelumnya menggunakan jenis rudal seperti ini untuk menembak jatuh pesawat militer Ukraina yang berada pada ketinggian."

Penyelidik menggunakan berbagai teknik forensik untuk mengenali rudal itu dan kemungkinan lintasannya. Lokasi pasti peluncuran dipersempit ke daerah tertentu di luar desa Pervomaiskyi.

Menggunakan hasil penyadapan panggilan telepon dan gambar-gambar yang dipasang di internet, penyelidik berhasil melacak jalur peluncur rudal itu dari Rusia pada 17 Juli pagi - kemudian jalur pulangnya sore hari itu, dengan dua rudal hilang.

Penyelidikan itu mengidentifikasi lebih dari 100 orang terkait jatuhnya pesawat itu. Tetapi keluarga korban menginginkan jaksa terus menyelidikinya sampai rantai komando yang lebih tinggi.

Elmar Giemulla, pengacara untuk keluarga warga Jerman yang menjadi korban mengatakan, "Kalau rudal dikirim dari Rusia ke Ukraina hanya satu hari, maka pasti sudah diputuskan, dan keputusan itu tentu tidak bisa diambil hanya oleh seorang prajurit."

Analis menyatakan, dengan tudingan mengarah tepat ke Rusia, hubungan yang sudah tegang antara Barat dan Rusia tampaknya akan semakin memburuk. [ka/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG