Tautan-tautan Akses

Perundingan Nuklir Iran di Istanbul Gagal


Juru runding nuklir Iran Saeed Jalili (kanan) dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton di Istanbul-Turki, 21 Januari 2011.
Juru runding nuklir Iran Saeed Jalili (kanan) dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton di Istanbul-Turki, 21 Januari 2011.

Pembicaraan di Istanbul, Turki antara komunitas internasional dan Iran mengenai program nuklirnya yang kontroversial, berakhir dengan kegagalan di tengah saling tuduh.

Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton frustrasi atas kegagalan pembicaraan dua hari itu, tapi menyatakan itu adalah kesalahan Iran. Ia mengatakan, ""Kami berharap memulai diskusi mengenai cara-cara praktis untuk maju, dan berusaha keras mewujudkannya. Dengan kecewa saya sampaikan bahwa hal itu belum mungkin."

Ashton memimpin delegasi negara-negara yang dikenal sebagai P5 plus 1 yaitu Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, Tiongkok, dan Jerman dalam perundingan dengan Iran mengenai program energi nuklirnya yang kontroversial. Diduga Iran menggunakan program itu untuk membuat bom atom, tuduhan yang disangkal Iran.

Pertemuan Istanbul itu menyusul pembicaraan di Jenewa. Ashton mengatakan pembicaraan Jenewa menyepakati bahwa pertemuan Istanbul akan memusatkan perhatian pada usulan-usulan rinci. Pembicaraan dua hari itu berpusat pada apa yang digambarkan sebagai langkah membangun kepercayaan yang mencakup kesepakatan bahwa Iran akan menukar sebagian uranium kadar rendah dengan bahan bakar nuklir untuk Reaktor Penelitian Iran.

Perjanjian serupa telah diusahakan tahun 2009 dan 2010. Tapi Ashton mengatakan Iran bersikeras dengan prasyarat yang tidak bisa diterima seperti pencabutan sanksi-sanksi PBB.

Ashton mengatakan, "Kami berharap melakukan perundingan yang detil dan membangun atas ide-ide itu. Tapi jelas bahwa Iran tidak siap untuk ini, kecuali bila kita menyepakati prasyarat yang diminta Iran tentang pengayaan dan sanksi. Kedua prasyarat ini bukan cara untuk maju."

Tapi ketua perunding Iran Saeed Jalili menyatakan mereka menghadiri pertemuan Istanbul itu dengan niat baik dan menginginkan pendekatan logis dalam pembicaraan itu. Ia menilai tuntutan mereka bukanlah tidak masuk akal.

Jalili mengatakan, "Kita harus menghormati hak internasional dan saya berbicara mengenai hak-hak rakyat", "ini bukanlah prasyarat, melainkan kondisi yang harus dipenuhi lebih dulu."

Belum ditetapkan tanggal untuk pembicaraan baru. Tapi Ashton mengatakan terpulang pada Iran untuk mengubah sikap, dan menyatakan tawaran mereka tetap terbuka.

Para pengamat mengatakan runtuhnya pembicaraan itu diduga akan memicu seruan baru bagi aksi internasional lebih lanjut terhadap Iran. Tapi seorang pejabat senior Eropa dalam pembicaraan itu mengatakan penting untuk tenang dan mengambil sikap menunggu.

XS
SM
MD
LG