Tautan-tautan Akses

Perundingan India-Pakistan Soal Kashmir Tak Capai Kemajuan


Delegasi India yang dipimpin Menlu Nirupama Rao (menghadap kamera) berunding dengan delegasi Pakistan pimpinan Menlu Salman Bashir di Islamabad (24/6).
Delegasi India yang dipimpin Menlu Nirupama Rao (menghadap kamera) berunding dengan delegasi Pakistan pimpinan Menlu Salman Bashir di Islamabad (24/6).

Meski demikian, kedua negara berjanji akan bekerja sama untuk melawan teroris dan menyelesaikan sengketa wilayah Kashmir di Himalaya.

Dalam konperensi pers bersama di Islamabad, Menteri Luar Negeri India Nirupama Rao dan Menteri Luar Negeri Pakistan Salman Bashir membenarkan bahwa hampir tidak ada kebijakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah besar mengenai penguasaan wilayah Kashmir, tetapi sepakat akan mengadakan lebih banyak perundingan dan membuat dialog itu terbuka.

Baik India maupun Pakistan mengklaim Kashmir sebagai bagian dari wilayahnya. Kedua negara terlibat dalam dua dari tiga perang memperebutkan kawasan itu sejak merdeka dari Inggeris tahun 1947.

Menteri Luar Negeri India Rao menekankan bahwa jalan menuju perdamaian yang abadi hanya akan terwujud apabila kedua negara bisa berunding dalam suasana yang bebas dari ancaman teroris.

Rao mengatakan, “Menurut saya kita harus menciptakan perdamaian dan rekonsiliasi secara perlahan-lahan. Seperti telah saya sebutkan sebelumnya, kita perlu melakukannya tanpa dibayangi oleh senjata dan kekerasan ektremis, karena hanya dalam suasana yang bebas dari teroris dan kekerasanlah kita dapat membahas pemecahan masalah yang demikian rumit.”

Para diplomat kedua negara juga membahas peningkatan perdagangan dan penyelidikan atas serangan teroris 2002 di Mumbai. India menangguhkan perundingan dengan Pakistan setelah serangan yang mematikan itu, yang katanya dilakukan oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan. Dialog itu dimulai lagi awal tahun ini.

Sementara kedua pihak hari Jumat sepakat bahwa pertemuan dua hari itu produktif dan bersahabat, banyak pihak mengecam tidak banyak yang dicapai dalam perundingan itu.

Mantan Duta Besar Pakistan untuk India, Zafar Hilali, mengatakan kenyataan bahwa satu-satunya kemajuan yang dicapai hanya dalam masalah-masalah kecil menunjukkan bahwa sengketa-sengketa yang lebih besar tetap tidak terselesaikan, walaupun perundingan itu sendiri dipandang sebagai langkah maju.

“Apakah sedikit, lebih baik daripada tidak sama sekali? Saya tidak tahu. Mereka menghadapi kebuntuan dalam perundingan. Nyatanya, kemajuan-kemajuan kecil ini menyoroti kenyataan bahwa isu-isu yang sesungguhnya tidak dibahas. Menurut saya, mereka tidakmemendam isu-isu itu, tapi mereka hanya menggarisbawahi saja,” ujar Hilali.

Kedua negara itu punya senjata nuklir, membuat hubungan mereka punya potensi gawat secara global. Tetapi para analis mengatakan persaingan dan permusuhan di antara kedua negara itu juga nampak pada tingkat regional.

Bagi Ketua Kelompok Muslim Jammu dan Kashmir, Profesor Abdul Gani Bhat, satu-satunya cara mencapai kemajuan adalah dengan terus berunding. Ia mengatakan dialog itu penting bukan hanya bagi India dan Pakistan, tetapi juga seluruh Asia Selatan.

“Sama sekali tidak ada alternatif lain selain berunding, membahas dan menyelesaikan isu-isu demi kepentingan yang lebih besar bagi India, Pakistan dan seluruh kawasan Asia Selatan. Penyelesaian masalah Kashmir sangat terkait erat dengan kelangsungan hidup kawasan Asia Selatan,” ujar Bhat.

Pada akhir perundingan Islamabad itu, diplomat-diplomat Pakistan dan India setuju dialog itu harus dilanjutkan. Kedua pihak akan bertemu lagi di New Delhi untuk menentukan tahap perundingan antara kedua menteri luar negeri bulan Juli.

XS
SM
MD
LG