Tautan-tautan Akses

Peringati Hari Kanker Sedunia, Tim Medis di Solo Gelar Kampanye Hidup Sehat


Aksi bagi buku saku "Hidup Sehat Hindari Kanker" dalam peringatan Hari Kanker Sedunia di Solo, 4 Februari 2015 (Foto: VOA/Yudha).
Aksi bagi buku saku "Hidup Sehat Hindari Kanker" dalam peringatan Hari Kanker Sedunia di Solo, 4 Februari 2015 (Foto: VOA/Yudha).

Sekitar 30 orang berseragam putih-putih dokter dan berkaos kuning tampak membagikan buku saku "Hidup Sehat Hindari Kanker" kepada para pengguna jalan di berbagai persimpangan jalan di Solo, Rabu siang (4/2).

Puluhan dokter dan tim medis sejumlah rumah sakit di Solo menggelar aksi turun ke jalan kampanye "Hidup Sehat Hindari Kanker". Aksi ini untuk memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh hari ini, 4 Februari.

Sekitar 30 orang berseragam putih-putih dokter dan berkaos kuning tampak membagikan buku kepada para pengguna jalan di berbagai persimpangan jalan di Solo, Rabu siang (4/2).

Puluhan orang memakai kaos kuning bertuliskan "World Cancer Day 2015" tampak menyebar membagikan buku saku "Hidup Sehat Hindari Kanker" yang diterbitkan Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kementerian Kesehatan.

Juru bicara aksi tersebut, Dokter spesialis Paru, Suradi, mengatakan aksi ini untuk mengkampanyekan pada masyarakat agar bisa mendeteksi dini dan tidak takut dengan kanker.

Menurut Suradi, peluang terjangkit kanker muncul karena pola hidup yang tidak sehat. “Aksi kita hari ini turun ke jalanan di Solo untuk mengkampanyekan dan mengingatkan kembali pada masyarakat akan bahaya kanker. Hari ini kan diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Kita ingin masyarakat membiasakan pola hidup sehat..kita tidak perlu takur dengan Kanker," kata Suradi.

"Kanker bisa kita cegah atau kita hindari. Kalau ada sesuatu di tubuh kita yang terasa aneh atau tumbuh tidak normal, kita bisa langsung ke dokter. Kita periksakan diri. Kalau kita sudah diberitahu tim medis ada kanker di tubuh, tidak perlu takut. Segala sesuatu kan bisa diupayakan melalui ilmu pengetahuan terutama di dunia medis kedokteran,” lanjutnya.

Sementara itu, praktisi kesehatan di Solo lainnya, Dokter Tunjung mengatakan Kanker bisa menjangkiti berbagai organ tubuh manusia. Menurut Tunjung, masyarakat harus tetap malakukan deteksi dini dengan memeriksakan diri ke rumah sakit atau layanan kesehatan untuk mengetahui ada tidaknya bibit kanker di dalam tubuh.

“Kanker kan ada berbagai macam, antara lain kanker serviks atau leher rahim. Faktor resikonya karena sering berganti pasangan ketika berhubungan sex. Kemudian kanker payudara, kanker paru karena kebiasan merokok atau berada di lingkungan yang udaranya tercemar zat berbahaya," jelas dokter Tunjung.

"Ada juga kanker nasofaring yang terjangkit di bagian tenggorokan. Yang jelas kita tidak perlu takut, artinya kita harus deteksi dini. Seperti kanker serviks ya artinya di usia resiko, sekitar 30-40 tahun ya harus menjalani papsmear. Kemudian kalau sudah tahu bahaya kanker paru, ya jangan merokok. Itukan faktor resiko terjadinya kanker,” lanjutnya.

Di dalam buku saku pengetahuan Kanker dari kementerian kesehatan tahun 2015 ini menunjukkan Kanker membunuh lebih banyak dari pada bahaya AIDS, TBC, maupun malaria. Sekitar 70 persen pasien kanker berada di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Hampir separuh potensi terkena kanker dapat dicegah dengan hidup sehat dan teratur memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan. Kanker yang sering dialami masyarakat antara lain kanker serviks atau leher rahim, kanker nasofaring, kanker paru, kanker payudara, dan sebagainya.

Recommended

XS
SM
MD
LG