Tautan-tautan Akses

Perayaan Natal, Eropa Perketat Keamanan


Polisi Perancis berjaga-jaga di pintu masuk katedral Notre-Dame selama perayaan Natal di Paris, Perancis, 24 Desember 2016.
Polisi Perancis berjaga-jaga di pintu masuk katedral Notre-Dame selama perayaan Natal di Paris, Perancis, 24 Desember 2016.

Otorita keamanan Eropa, yang baru diguncang serangan teror terbaru di sebuah pasar Natal di Berlin, berada dalam kewaspadaan sangat tinggi, ketika umat Kristiani berkumpul di sejumlah gereja dan katedral di Eropa untuk merayakan Natal dengan doa dan lagu-lagu pujian.

Di Perancis, 91.000 polisi dan aparat bersenjata ditempatkan di gereja-gereja dan pasar-pasar yang menjual kebutuhan Natal. Fenomena serupa tampak di Italia, di mana pelaku teror di Berlin, Anis Amri, ditembak mati hari Jum’at lalu (23/12) di Milan.

Natal adalah salah satu hari raya terbesar bagi umat Kristiani dan membuat orang berkumpul di lokasi-lokasi terbuka yang mudah menjadi sasaran teroris.

Kenaikan tajam serangan teroris terjadi di Eropa dalam 13 bulan terakhir ini, diawali dengan serangan di Paris bulan November lalu yang menewaskan 130 orang.

Serangan-serangan besar kemudian terjadi di Brussels, Nice, dan baru-baru ini di Berlin. Sejumlah serangan kecil serupa juga terjadi di Perancis, Jerman dan Italia. Otorita Eropa mengatakan tahun lalu mereka juga telah menggagalkan sejumlah rencana serangan teroris.

Dalam perkembangan terbaru terkait serangan di Berlin, Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan telah menangkap keponakan tersangka penyerang Anis Amri, bersama dua tersangka militan Islamis lain yang diduga terkait dengan Amri. Ketiga tersangka dikatakan sebagai anggota "sel teroris yang terkait teroris Anis Amri yang melakukan serangan di Berlin," demikian pernyataan tersebut. Ketiganya ditangkap hari Jum’at (23/12).

Sementara itu di Tunis, ratusan orang turun ke jalan untuk menunjukkan sikap anti-ekstremisme. Ratusan orang berkumpul hari Sabtu untuk mengecam pemerintah Tunisia yang mengijinkan jihadis yang bertempur di luar negeri kembali ke tanah air mereka.

Demonstrasi itu berlangsung di luar Museum Bardo, di mana tahun lalu terjadi serangan teroris yang kemudian diklaim oleh ISIS. Sekelompok orang bersenjata membunuh 22 orang dalam serangan Maret 2015 itu, termasuk 21 wisawatan asing dan seorang polisi Tunisia. [em]

Recommended

XS
SM
MD
LG