Tautan-tautan Akses

Peradilan AS Perbaharui Wewenang atas Program Pengintaian


Peradilan rahasia AS memperbaharui wewenang pemerintah bagi pengintaian telepon setelah terbongkarnya program intelijen AS oleh pengakuan Edward Snowden (foto; dok).
Peradilan rahasia AS memperbaharui wewenang pemerintah bagi pengintaian telepon setelah terbongkarnya program intelijen AS oleh pengakuan Edward Snowden (foto; dok).

Peradilan Pengintaian Intelijen Asing Amerika, telah memperbaharui wewenang pemerintah untuk meneruskan pengumpulan jutaan catatan telepon.

Peradilan Pengintaian Intelijen Asing Amerika, telah memperbaharui wewenang pemerintah untuk meneruskan pengumpulan jutaan catatan telepon, salah satu program kontra terorisme rahasia yang diungkapkan oleh mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward Snowden.

Kantor Direktur Intelijen Nasional merilis sebuah pernyataan hari Jumat (19/7) bahwa peradilan telah memperbaharui mandat badan yang dipimpinnya.

Program pengintaian itu mengalami penelitian cermat sejak Juni, saat Snowden membeberkan informasi yang tadinya rahasia tentang pemantaun telepon oleh pemerintah.

Anggota-anggota Demokrat dan Republik mengungkapkan keprihatinan minggu lalu dengan rentang waktu pemberlakuan program pengintaian ini, dan hal ini menunjukkan bahwa Kongres kemungkinan tidak akan memperbaharui wewenang legislatif untuk program itu saat waktunya tiba untuk ditinjau ulang.

Snowden menghadapi tuduhan kejahatan dan saat ini terperangkap di zona transit bandara Moskow sementara mengajukan permohonan suaka sementara di Rusia. Ia mengatakan, pada akhirnya berniat pergi ke Amerika Latin, tetapi pengacaranya, Anatoly Kucherena, mengatakan Snowden juga bisa mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia.

Amerika menuntut Rusia untuk meng-ekstradisi Snowden guna dihadapkan ke peradilan dengan tuduhan melakukan spionase.

Dalam berita terkait, pemerintah Brazil mengatakan Wakil Presiden AS Joe Biden telah menelepon Presiden Dilma Rousseff dalam upaya meredakan ketegangan yang terjadi setelah terungkap bahwa pemerintah AS mengumpulkan data miliaran telepon dan email percakapan di negara terbesar di Amerika Latin itu.

Laman kepresidenan Brasil mengatakan Rousseff dan Biden berbicara selama 25 menit hari Jumat (19/7) malam.

Setelah percakapan telepon itu, Menteri Komunikasi Helena Chagas mengatakan kepada wartawan bahwa Biden menelepon Rousseff untuk menawarkan penjelasan dan mengekspresikan penyesalannya atas dampak negatif yang disebabkan oleh pengungkapan itu.

Dia mengatakan Biden juga mengundang Brazil untuk mengirim delegasi ke Washington agar menerima rincian teknis dan politik terkait kasus tersebut. Menurut Chagas, Presiden Brazil memberitahu Biden bahwa dia mengharapkan penjelasan dan perubahan kebijakan.
XS
SM
MD
LG