Tautan-tautan Akses

Penyakit Jamur Jangkiti Kelelawar di Amerika


Seekor kelelawar coklat kecil ditemukan di sebuah gua di New York ini, menderita penyakit jamur hidung putih (Foto: dok). Penyakit ini memusnahkan ribuan kelelawar di AS dan Kanada.
Seekor kelelawar coklat kecil ditemukan di sebuah gua di New York ini, menderita penyakit jamur hidung putih (Foto: dok). Penyakit ini memusnahkan ribuan kelelawar di AS dan Kanada.

Penyakit jamur yang menewaskan lebih dari lima setengah juta kelelawar di bagian timur Amerika dan Kanada kini menyebar ke bagian barat.

Sejak penyakit jamur sindroma hidung putih pertama kali ditemukan pada kelelawar dekat Albany, New York, awal tahun 2007, penyakit itu menghancurkan populasi kelelawar di Amerika timur.

Tony Elliott, ilmuwan pada Departemen Konservasi Missouri, mengatakan ia tahu tidak lama lagi penyakit itu akan menyebar ke Missouri, menyeberangi Sungai Mississippi.
"Sayangnya, tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk menghentikan penyebaran itu," kata Elliot.

Sindroma hidung putih disebabkan oleh jamur yang dengan mudah menular dari kelelawar ke kelelawar. Nama penyakit itu diambil dari adanya bubuk putih yang terkadang menyelimuti moncong atau sayap kelelawar yang tertular penyakit. Jamur itu menembus kulit kelelawar, menggerogoti membran sayap, ekor, dan daun telinga yang tipis dan semi-transparan.

Menurut Elliot, masih banyak tidak kita ketahui tentang penyakit tersebut. "Masih agak membingungkan, apa sebenarnya penyebab utama kematian," paparnya.

Yang jelas, kata Elliott, jamur itu mengubah perilaku kelelawar. "Dalam gua-gua yang sangat tertular, kelelawar bergelantungan di lokasi yang aneh, sering dekat gerbang gua, dan akan terlihat terbang keluar dari gua pada tengah hari, kadang-kadang pada tengah musim dingin, ketika jelas tidak ada alasan bagi mereka untuk terbang keluar," paparnya lagi.

Ilmuwan memiliki sejumlah teori mengapa kelelawar-kelelawar itu mati. Mereka mungkin menggunakan habis-habisan cadangan lemak musim dingin terlalu cepat dan mati kelaparan. Kelelawar yang keluar pada siang hari adalah sasaran empuk bagi pemangsa. Mereka mungkin mati akibat kedinginan. Karena kelelawar mengatur penguapan air melalui sayap, jamur pemakan daging itu bisa menyebabkan dehidrasi yang mematikan.

Penyakit tersebut menghantam sejumlah spesies tertentu lebih keras daripada spesies lain. Populasi kelelawar cokelat kecil yang dulu biasa terlihat di Amerika timurlaut, menurun. Lima jenis lain juga ikut terkena penyakit ini.

"Kami pada dasarnya melihat dan menyaksikan salah satu penurunan populasi terbesar akibat penyakit yang pernah terjadi pada spesies mamalia, dan boleh dibilang, itu memprihatinkan," papar Jeremy Coleman, koordinator nasional sindroma hidung putih pada Dinas Perikanan dan Margasatwa Amerika.

Menurut Coleman, setelah penyakit hidung putih menyebar menyeberangi Sungai Mississippi, kemungkinan penyakit itu akan menyebar ke seluruh Amerika bagian tengah.

Sejauh ini belum ada cara mengobati sindroma hidung putih, atau menghentikan penyebarannya antar kelelawar. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah membatasi akses publik ke gua, dan meminta orang yang pergi ke gua-gua agar mensterilkan pakaian dan perlengkapan mereka. Tanpa kelelawar, menurut Elliott, serangga bisa menjadi masalah yang merugikan petani.

Sindroma hidung putih sudah menyebar ke-19 negarabagian. Ilmuwan memperkirakan penyakit itu akan terus menyebar.
XS
SM
MD
LG