Tautan-tautan Akses

Penjualan Buku '1984' Melonjak Sejak Skandal Pemantauan di AS


George Orwell, penulis buku "1984" yang mengisahkan negara distopian dengan pemerintahan totaliter.
George Orwell, penulis buku "1984" yang mengisahkan negara distopian dengan pemerintahan totaliter.

Presiden AS Barack Obama turut menyebut buku klasik yang ditulis George Orwell '1984' dalam pidatonya minggu lalu.

Novel klasik "1984" karya penulis Inggris George Orwell, mengenai negara masa depan dengan situasi buruk, mengalami lonjakan penjualan menyusul terkuaknya skandal pemantauan pemerintah AS yang mengawasi panggilan telepon dan penggunaan Internet untuk mencari teroris.

Beberapa edisi buku tersebut, mengenai pemerintahan totaliter yang memantau warganya sampai ke ranah pribadi, ada di antara 200 buku terlaris di Amazon.com pada Selasa (11/6). Buku "1984" sendiri pertama kali diterbitkan pada 1949 dan telah menjadi bacaan wajib di banyak sekolah menengah atas dan universitas sejak saat itu.

Buku itu juga menjadi tema iklan televisi terkenal dari perusahaan Apple yang memperkenalkan komputer Macintosh pertamanya pada 1984. Pemerintahan versi Orwell disebut "Big Brother" dengan slogan "Big Brother is watching you (pemerintah mengawasi Anda)".

Selain "1984", buku "Brave New World" karya penulis Aldous Huxley adalah novel futuristik lain, mengenai penindasan individu oleh pemerintah yang hadir di mana-mana, juga menghadapi peningkatan penjualan di toko-toko buku di Internet dan diberitakan habis persediaannya.

Buku "1984" juga disebut oleh Presiden Obama Jumat lalu ketika ia membela program pemantauan Badan Keamanan Nasional (NSA).

"Anda boleh mengeluh mengenai Big Brother dan bagaimana potensi program ini untuk membuat kekacauan, namun jika Anda benar-benar melihat dalam detil-detilnya, saya kira kita masih seimbang," ujar Obama.
XS
SM
MD
LG