Demonstran di kota yang resah Deraa, Suriah selatan, mengadakan pawai anti-pemerintah hari Senin setelah penindakan maut oleh pemerintah gagal menghentikan 3 protes massal pada hari-hari sebelumnya.
Polisi huru-hara mengejar kelompok kecil itu supaya menjauh tanpa jatuh korban, tetapi tanda-tanda demonstrasi yang lebih besar sebelumnya tetap ada – seperti aksi demonstran membakar habis gedung pemerintah yang sebelumnya mereka jarah, membakar kendaraan-kendaraan, dan merusak kantor partai Baath yang berkuasa.
Seorang aktivis hak azasi mengatakan seorang anak laki-laki yang berusia 11 tahun tewas hari Senin setelah menghirup gas air mata sehari sebelumnya. Ribuan orang sehari sebelumnya berdemonstrasi di Deraa hari Minggu, menuntut kebebasan politik, pengakhiran korupsi, pembebasan tahanan politik dan peradilan bagi petugas keamanan yang menembak demonstran.
Kerusuhan mulai hari Jumat setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan terhadap kaum sipil yang turut dalam demonstrasi damai di Deraa untuk menuntut pembebasan 15 anak-anak yang ditahan karena menulis kata-kata protes pada tembok.
Dalam dua hari berikutnya, pihak berwenang menuntut kota itu, mengizinkan orang keluar tetapi melarang orang masuk sementara ribuan pemrotes yang marah berdemonstrasi dan melakukan kerusuhan.
Jurubicara Dewan Keamanan Nasional Amerika, Tommy Victor, mengatakan hari Senin laporan-laporan memberi indikasi pemerintah Suriah sudah menggunakan paksaan yang tidak wajar terhadap kaum sipil dan khususnya terhadap demonstran dan pelayat di Deraa. Ia mengatakan Amerika meminta kepada pemerintah Siria agar mengizinkan protes damai.
