Tautan-tautan Akses

Pengusaha Muda Indonesia Belajar Kewirausahaan Sosial di AS


Para peserta Program Katalis Kewirausahaan Sosial mengunjungi perusahaan Google di kota Seattle, Washington (foto: courtesy).
Para peserta Program Katalis Kewirausahaan Sosial mengunjungi perusahaan Google di kota Seattle, Washington (foto: courtesy).

Delapan pengusaha muda Indonesia telah menjalani pelatihan bisnis selama tiga minggu di Seattle, negara bagian Washington, bulan Mei lalu.

Ke-delapan peserta itu terpilih mengikuti Program Katalis Kewirausahaan Sosial lewat seleksi ketat yang diadakan oleh organisasi nirlaba Jolkona (http://www.jolkona.org/). Mereka berasal dari delapan perusahaan berbeda, tapi sama-sama berbasis sosial dan ingin memberikan dampak yang besar pada masyarakat di sekitar mereka.

Salah seorang di antaranya adalah Firly Savitri, salah seorang pendiri Ilmuwan Muda Indonesia (IMI), perusahaan berusia dua tahun yang berupaya membuat anak-anak jatuh cinta dengan sains lewat metode ‘experiential learning,’ yaitu dengan membawa planetarium dan laboratorium berjalan ke seluruh Indonesia.

Firly Savitri, salah seorang pendiri Ilmuwan Muda Indonesia (IMI).
Firly Savitri, salah seorang pendiri Ilmuwan Muda Indonesia (IMI).

Firly mengatakan kepada VOA dia belajar banyak hal untuk mengembangkan bisnis, tapi yang sangat menarik perhatiannya adalah teknik presentasi yang efektif.

“Yang menarik adalah storytelling, kalau di Indonesia lebih sering belajar public speaking secara umum tapi belum banyak yang memberikan pelatihan belajar storytelling karena orang akan lebih tertarik mendengar cerita ketimbang presentasi jualan.”

Tak hanya di dalam kelas, pelatihan juga dilakukan di luar kelas. Para peserta mengunjungi berbagai perusahaan teknologi besar diantaranya ke Google untuk mempelajari tentang pengembangan produk dan Boeing untuk mempelajari tentang pemasaran internasional.

Pelatihan itu diakhiri dengan showcase di mana masing-masing peserta melakukan presentasi di depan investor sungguhan mengenai misi sosial, pencapaian serta target perusahaan mereka masing-masing.

Firly berharap pengetahuan baru ini bisa membantu IMI agar planetarium berjalannya bisa dipelajari 15.000 murid Sekolah Dasar di wilayah terpencil di Indonesia dalam dua tahun ke depan. [vm]

XS
SM
MD
LG