Tautan-tautan Akses

Penggundulan Hutan Sebabkan Wabah Malaria


Penggundulan hutan tidak hanya menciptakan bencana lingkungan seperti banjir atau tanah longsor. Para ahli penyakit menular dari Universitas Wisconsin, menemukan kaitan meningkatnya wabah malaria dengan penggundulan hutan.
Penggundulan hutan tidak hanya menciptakan bencana lingkungan seperti banjir atau tanah longsor. Para ahli penyakit menular dari Universitas Wisconsin, menemukan kaitan meningkatnya wabah malaria dengan penggundulan hutan.

Penggundulan hutan menjadi salah satu keprihatinan penting, yang mengakibatkan perubahan iklim. Sebuah studi terbaru dari lembah sungai Amazon menunjukkan adanya hubungan antara penggundulan hutan dan peningkatan malaria.

Walaupun ada upaya pemberantasan malaria, di Brazil, penyakit ini terus menjadi masalah kesehatan. Kurang lebih sekitar setengah juta orang terkena malaria setiap tahunnya, kebanyakan di wilayah Amazon, yang terkena dampak parah penggundulan hutan.

Sarah Olson dari Universitas Wisconsin dan rekan-rekannya menggunakan data satelit untuk mengukur hilangnya lahan hutan, dan menggabungkannya dengan data pemerintah tentang penyakit malaria.

“Kami mendapati bahwa tingkat peningkatan penggundulan hutan sebesar lima persen menyebabkan resiko malaria meningkat 50 persen di daerah-daerah ini," katanya.

Tambah Olson, nyamuk pembawa malaria menyukai lahan bekas penggundulan hutan.

Sungai Amazon di Brazil. Seiring meningkatnya pengrusakan hutan di Amazon, jumlah penderita malaria di daerah ini juga meningkat.
Sungai Amazon di Brazil. Seiring meningkatnya pengrusakan hutan di Amazon, jumlah penderita malaria di daerah ini juga meningkat.

“Habitat favorit nyamuk-nyamuk ini adalah genangan air yang disinari matahari untuk membiakkan larva. Inilah jenis habitat yang kita dapat setelah penggundulan hutan, dan itu menciptakan habitat yang ideal bagi nyamuk-nyamuk malaria.”

Ini bukan penelitian pertama untuk menunjukkan hubungan antara penggundulan hutan dan malaria. Tapi, Olson menegaskan penelitiannya penting, karena pejabat-pejabat kesehatan Brazil mengumpulkan data malaria dengan tepat.

“Kualitas penelitian ini sangat tinggi, dan semua kasus ini diteliti secermat mungkin. Ini berarti mereka mengambil darah, menelitinya di mikroskop, dan membenarkan kalau ini kasus malaria. Sedangkan penelitian yang lain hanya menanyakan, apakah anda pernah mendapat demam bulan lalu atau dalam enam bulan.”

Penelitian Sarah Olson dimuat dalam jurnal Emerging Infectious Diseases edisi Juli, yang akan diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Amerika Serikat.

XS
SM
MD
LG