Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Jajaki Penggunaan Vaksin TB untuk Obati Diabetes


Seorang petugas medis tengah memberikan suntikan di sebuah rumah sakit di Tokyo (foto: dok).
Seorang petugas medis tengah memberikan suntikan di sebuah rumah sakit di Tokyo (foto: dok).

Vaksin TBC tengah dijajaki kemungkinannya untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes tipe 1, yang disebabkan oleh serangan terhadap jaringan tubuh dan mempengaruhi kebanyakan di antaranya, orang muda. Bacillus Calmette-Guerin (BCG) vaksin telah teruji menghentikan sejumlah gejala diabetes dan penyakit auto-imun lainnya.

Vaksin BCG, vaksin yang paling banyak digunakan dunia, biasanya diberikan kepada bayi baru lahir di negara-negara yang masih dilanda TB. Vaksin ini memicu produksi TNF, hormon yang dapat membunuh bakteri TB.

Pada orang dengan diabetes tipe 1, sel T yang berfungsi memerangi infeksi pada tubuh, menjadi ganas dan menyerang pankreas, yang memproduksi hormon insulin. Tanpa insulin untuk mengubah makanan menjadi energi, kadar gula dalam darah meningkat ke tingkat yang sangat tinggi. Ini dapat menyebabkan komplikasi diabetes yang parah, termasuk kebutaan dan gagal ginjal.

Tetapi para ilmuwan telah menemukan bahwa selain membunuh bakteri TB, peningkatan kadar TNF yang disebabkan oleh BCG juga menghancurkan sel-sel T yang menyerang pankreas.

Denise Faustman, direktur Laboratorium Immunobiology di Rumah Sakit Umum Massachusetts, telah melakukan serangkaian eksperimen dengan BCG dan diabetes.

Dalam studi awal tikus dengan diabetes dan sebuah uji coba skala kecil dengan manusia, Faustman mengatakan vaksin TB secara dramatis mengurangi jumlah sel T berbahaya dan menurunkan kadar gula darah yang tinggi ke kisaran normal.​

Vaksin bahkan menaikkan tingkat insulin pada mereka yang memproduksi hormon ini dalam tingkat rendah.

"Di seluruh dunia, ada ratusan tikus penderita diabetes yang diberi suntikan BCG terlihat tetap aktif dan sehat dalam tahap akhir penyakitnya. Jadi sekarang pada manusia dengan diabetes, kita mencoba untuk mendapatkan hasil yang sama ... untuk melihat apakah kita dapat memiliki efek dramatis tersebut, " kata Faustman.

Para peneliti akan memulai uji klinis selama lima tahun terhadap 150 orang penderita diabetes yang telah menderita penyakit tersebut selama 15 atau 20 tahun atau lebih.

Peneliti berencana untuk memberikan orang dewasa antara usia 18 dan 60 dua suntikan, baik BCG atau plasebo dengan jarak 4 minggu antar suntikan, dan kemudian suntikan tahunan selama empat tahun, dan memantau apakah mereka berangsur membaik dengan suntikan ini.

BCG telah terbukti efektif dalam pengobatan kanker kandung kemih, dan Faustman mencatat bahwa ada lebih dari selusin penelitian sedang berlangsung di seluruh dunia menyelidiki apakah vaksin ini dapat mengurangi sejumlah penyakit auto-imun.

"Saya pikir dalam lima tahun ke depan, kita akan melihat banyak data dari berbagai eksperimen klinis terhadap respon kekebalan abnormal, apakah itu alergi atau auto-imun, apakah itu multiple sclerosis atau diabetes tipe 1, mengenai bagaimana vaksin dapat mengatasi berbagai penyakit masyarakat modern ini," katanya.

Multiple sclerosis merupakan penyakit yang kebanyakan menyerang orang muda, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel otak.

Vaksin BCG tersedia secara luas dan generik, sehingga tidak menarik bagi perusahaan obat, yang enggan mendanai penelitian untuk menguji apakah vaksin ini bisa digunakan untuk mengobati penyakit auto-imun.

Penelitian Faustman ini didanai oleh organisasi amal, termasuk di antaranya, Iacocca Foundation.

XS
SM
MD
LG