Tautan-tautan Akses

Pengiriman Uang dari Pekerja Migran Terus Meningkat


Haweeney canugeeda ku riixeysa gaariga ilmaha, meel u dhow dooxada riyada (Dream Lake) ee magaalada Amherst ee gobolka New Hampshire ee dalka Mareykanka.
Haweeney canugeeda ku riixeysa gaariga ilmaha, meel u dhow dooxada riyada (Dream Lake) ee magaalada Amherst ee gobolka New Hampshire ee dalka Mareykanka.

Dengan pengiriman uang dari pekerja migran yang mencapai US$400 miliar pada 2013, para ahli mengatakan dampaknya pada ekonomi nasional meningkat.

Banyak migran di luar negeri yang mengirimkan sejumlah kecil uang -- disebut remitensi -- ke tanah air untuk keluarga dan teman. Namun dengan adanya 200 juta migran internasional, jumlah yang kecil itu menjadi cepat bertambah.

Pada 2013, migran di seluruh dunia mengirimkan US$400 miliar, jauh melebihi dana bantuan resmi di banyak negara dan terkadang memberikan sumber terbesar mata uang asing. Hal ini membuat para ekonom bertanya-tanya, dapatkan remitensi mendongkrak tidak hanya anggaran keluarga yang menerimanya namun juga ekonomi suatu negara?

Ketika Jean Claude Kazadi dan istrinya datang ke Amerika dari Kongo, mereka segera mengirimkan uang ke tanah air untuk membantu anggota keluarga mereka.

"Kami dididik seperti ini, percaya bahwa kami harus saling mendukung. Kami meyakini harus terutama membantu orang tua, dan kami meyakini harus membantu kakak dan adik," ujarnya.

Jean Claude adalah seorang dokter khusus HIV Aids yang bekerja untuk sebuah lembaga bantuan Katolik di Maryland. Ia sering pulang ke Kongo dan ia berharap dapat membantu sesama orang Afrika melalui pekerjaannya. Namun ia tahu bahwa uang $400 per bulan yang ia kirim untuk orangtuanya hanyalah sekedar penyambung hidup.

"Jika kami tidak melakukan sesuatu, Anda pikir pemerintah akhirnya akan melakukan sesuatu untuk membantu orangtua saya? Tidak akan. Mereka tidak peduli," ujarnya.

Ekonom Adolfo Barajas dari Dana Moneter Internasional (IMF) telah mempelajari tren remitensi selama satu dekade dan ia mengamati bagaimana pengiriman uang itu berdampak pada ekonomi setempat.

"Uang remitensi telah tumbuh sangat besar dai 1990 sampai 2010, lebih dari tujuh kali lipat," ujarnya.

Barajas mengatakan migrasi yang masif telah mendorong tren itu. Kelemahannya, ujarnya, pemerintah-pemerintah mungkin akan kurang efisien jika mereka menerima uang kontan dalam jumlah yang banyak sekaligus.

Para ekonom telah lama mengatakan bahwa remitensi pada umumnya memperkuat kondisi keluarga-keluarga yang menerimanya, dengan meningkatkan penghasilan mereka. Namun beberapa khawatir semua uang itu dapat memperkuat mata uang lokal, menaikkan harga-harga dan membuat negara itu kurang kompetitif jika berhubungan dengan, misalnya, ekspor barang.

Namun para ekonom, termasuk Barajas, sepakat bahwa remitensi memberikan banyak dampak positif untuk ekonomi negara-negara penerima.

"Uang itu memberikan penghasilan, alat penyambung hidup, mengurangi kemiskinan, serta memberikan dana untuk investasi usaha, investasi modal manusia, pendidikan dan kesehatan," ujar Dilip Ratha, ahli remitensi pada Bank Dunia.

Para ekonom mengatakan ketika negara-negara sedang dalam konflik, seperti Kongo, investor-investor swasta cenderung enggan, sementara uang remitensi terus masuk.

Bagi Myriam dan Jean Claude Kazadi, pengiriman uang itu adalah untuk menunjukkan pada orangtua bahwa mereka tidak melupakannya, meskipun tinggal jauh.

Recommended

XS
SM
MD
LG