Tautan-tautan Akses

Peneliti Berusaha Atasi Wabah Diare di Afrika


Anak-anak Afrika bermain di sebuah lapangan (foto: dok). Anak-anak yang bermain di luar rumah dengan lingkungan kotor rentan terjangkiti wabah diare.
Anak-anak Afrika bermain di sebuah lapangan (foto: dok). Anak-anak yang bermain di luar rumah dengan lingkungan kotor rentan terjangkiti wabah diare.

Walaupun lebih banyak negara menggunakan vaksin untuk membantu mencegah wabah diare, pejabat kesehatan sering kesulitan melacak sumber wabah itu.

Penyakit diare merupakan salah satu pembunuh utama anak-anak di Afrika. Walaupun lebih banyak negara menggunakan vaksin untuk membantu mencegah wabah itu, pejabat kesehatan sering tidak mampu melacak sumber wabah. Sekarang, para peneliti percaya bahwa mereka dapat mengubah hal itu.

Di Distrik Chobe, Botswana - sekitar 1.500 kilometer sebelah utara ibukota Gaborone - hanya ada lima dokter untuk 23.000 orang. Jadi, ketika muncul wabah penyakit diare, dokter dan perawat menghabiskan sebagian besar waktu mereka merawat orang sakit, bukan untuk belajar epidemiologi wabah - siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana penyakit itu.

Kathleen Alexander adalah seorang profesor di Fakultas Sumber Daya Alam Virginia Tech - dan telah bekerja di Afrika selama lebih dari 20 tahun. Dia mengatakan dalam wabah diare biasanya pejabat kesehatan memiliki sedikit informasi.

"Di luar angka - jumlah anak yang terpengaruh - kita umumnya tidak tahu banyak tentang mengapa mereka mengalami diare, kuman mana yang bertanggung jawab. Bagaimana kondisi sosial-ekonomi? Maksud saya sudah ada penelitian yang secara luas menghubungkan faktor-faktor tertentu untuk penyakit diare, tetapi ketika kita berbicara tentang Namibia, Botswana, banyak tempat di Afrika, dan mencoba untuk melihat mengapa wabah diare tertentu diperkirakan telah terjadi, tidak akan ada informasi tentang pasien - selain jenis kelamin, dan umur. Apakah mereka pulang atau apakah mereka dirawat di rumah sakit? Apakah mereka meninggal?," papar Kathleen.

Tapi Kathleen Alexander dan rekan-rekannya telah menemukan bahwa beberapa pertanyaan sederhana dapat menghimpun banyak informasi yang dapat menyelamatkan nyawa. Mereka mengembangkan kuesioner singkat untuk pasien di Kasane Primary Hospital, District Chobe, rumah sakit dengan 29 tempat tidur yang dibangun pada tahun 1962.

Kathleen menambahkan, "Memahami di mana paparan ke patogen yang hidup di air terjadi, ataukah dari makanan, atau dari lalat. Ada begitu banyak faktor yang berkontribusi. Jika kita tidak bisa mendapatkan lebih banyak data yang berhubungan dengan pasien, kita tidak akan benar-benar memahami di mana ada risiko dan kemudian apa yang harus dilakukan."

Jika wabah penyakit muncul di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memiliki staf yang berpengalaman dan peralatan terbaik untuk mencari sumber penyakit dan merekomendasikan tindakan. Berbeda dengan di pedesaan Botswana yang terpencil, kata Alexander.

"Ada dorongan besar untuk mengarah pada alat-alat teknologi tinggi, tapi pada akhirnya alat itu tidak akan berguna dalam lingkungan tersebut. Dan lokasi itulah yang benar-benar perlu kita pahami. Tempat di mana banyak penyakit terjadi, khususnya penyakit diare, dan kita masih tidak tahu apa-apa tentang hal itu karena kita sedang menunggu studi lebih canggih dilakukan," ujar Kathleen.

Menurut Kathleen Alexander, survei pasien yang sederhana itu tidak membutuhkan tambahan sumber daya manusia dan dana, tapi dapat segera memberi gambaran mengenai ancaman kesehatan masyarakat atau wabah.

Recommended

XS
SM
MD
LG