Tautan-tautan Akses

Pemprov Jawa Timur Pastikan Mantan Gafatar Bisa Kembali Hidup Normal di Masyarakat


Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf (ke-2 dari kanan) dan Pj. Walikota Surabaya Nurwiyatno (kanan) beridalog bersama mantan pengikut Gafatar asal Jawa Timur yang telah dipulangkan di Wisma Transito, Senin 25/1 (VOA/Petrus).
Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf (ke-2 dari kanan) dan Pj. Walikota Surabaya Nurwiyatno (kanan) beridalog bersama mantan pengikut Gafatar asal Jawa Timur yang telah dipulangkan di Wisma Transito, Senin 25/1 (VOA/Petrus).

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan pemulangan warga asal Jatim yang menjadi mantan pengikut Gafatar, dapat berlangsung dengan lancar dan aman. Warga yang dipulangkan akan dijamin keamanan dan kehidupannya, hingga dapat bekerja secara normal.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai memulangkan mantan pengikut Gafatar dari Wisma Transito milik Disnakertransduk Provinsi Jawa Timur, di Margorejo, Surabaya. Dari total 721 orang yang dipulangkan dari Kalimantan Barat, hampir separuh sudah dikembalikan ke daerah asal oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf hari Senin (25/1) menegaskan, penempatan para mantan pengikut Gafatar ini hanya bersifat sementara untuk keperluan pendataan dan pembinaan. Pemulangan ke daerah asal akan tetap mendapat pembinaan dan pendampingan, agar dapat diterima oleh masyarakat setempat. Selama proses penyesuaian, biaya hidup pengikut Gafatar akan ditanggung oleh pemerintah.

Saifullah mengatakan, “Kita ingin memastikan keluarga ini kembali ke tempat masing-masing dan hidup normal, itu intinya. Nah waktunya kita memang sudah punya target ada 3-4 hari, besok semua sudah, paling tidak sudah kembali ke Kabupaten/Kota semua. Jadi hari ini separuh mungkin, kembali ke Kabupaten/Kota, besok semua sudah selesai.”

Kepolisian, TNI, serta Kementerian agama dan ormas keagamaan, dipastikan akan saling bersinergi membantu pemulangan hingga mantan pengikut Gafatar ini diterima kembali di masyarakat.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Iman Sumantri menjelaskan hal ini, "Semua yang kita punya, sumber daya kita sinergikan dengan Pemkot Surabaya, dengan Kodim, dengan Korem ini barengan semua. Kalau untuk mereka yang akan diserahkan di sana, ya akan kita lakukan pembinaan bersama, kalau yang belum kita pantau jangan sampai itu (ajaran) menyebar, dan ini juga peran serta dari masyarakat.”

Dari sekitar 721 warga yang dipulangkan dari Kalimantan ke Jawa Timur, sekitar 208 merupakan warga yang berdomisili di Surabaya.

Suparno, warga Surabaya yang sebelumnya bekerja sebagai penjual nasi menuturkan, ketertarikannya ikut Gafatar didorong oleh keinginan untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Meski harus menjual harta benda, Suparno ingin mengadu nasib dan memperbaiki perekonomian, dengan bekerja sebagai petani penggarap lahan di Kalimantan.

"Memang rumah dijual, cuma saya ada saudara nanti ada yang jemput. Pinginnya (di sana) ya bertani, bertani supaya kita tidak sampai kekurangan (bahan pangan),” papar Suparno​.

Meski baru beberapa bulan berada di Kalimantan, Suparno mengaku tidak memahami apa sebenarnya Gafatar. Suparno mengaku pasrah dengan rencana pemerintah mengembalikannya ke rumah atau tempat asal, meski dirinya masih belum memikirkan pekerjaan apa yang akan dijalani pasca pemulangan ini.

"Ya mau seperti dulu lagi, jualan, entah nanti jual apa. Ya kepinginnya kita hidup biasa saja, bisa makan, bisa minum, guyub, ramai, humor,” tuturnya. [pr/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG