BOSTON —
Konvensi peretasan tahunan DefCon telah meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menjauhi acara itu untuk pertama kalinya dalam 21 tahun, dengan mengatakan bahwa pengakuan mantan kontraktor badan intelijen AS Edward Snowden telah membuat beberapa orang dalam komunitas peretas merasa tidak nyaman dengan kehadiran pemerintah.
"Akan lebih baik bagi semua pihak bila pemerintah Federal melakukan ‘time out’ dan tidak menghadiri DefCon tahun ini,” ujar pendiri konferensi Jeff Moss dalam pengumuman yang dipasang Rabu malam di laman konvensi tersebut.
Lebih dari 15.000 peretas, peneliti, ahli keamanan korporat, advokat privasi, seniman dan yang lainnya diperkirakan hadir pada konvensi di Las Vegas yang dimulai 2 Agustus itu.
Moss, dikenal sebagai The Dark Tangent di kalangan peretas dan juga penasihat mengenai keamanan dunia maya untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, mengatakan hal itu tidak mudah, namun ia yakin bahwa komunitas DefCon perlu waktu untuk mencerna pengakuan mengenai program-program pengintaian AS tersebut.
Ia mengatakan langkah tersebut dibuat untuk mengurangi ketegangan di tengah emosi yang tinggi.
“Kita tidak akan mengecek kartu pengenal atau mengusir orang,” ujarnya.
Konferensi itu telah menarik para pejabat dari lembaga-lembaga pemerintah, termasuk Badan Intelijen Pusat (CIA), Badan Keamanan Nasional (NSA), Biro Investigasi Federal (FBI), pasukan pengamanan presiden dan semua badan militer.
Tahun lalu, Jenderal Keith Alexander yang berbintang empat, kepala NSA, merupakan salah satu pembicara utama dalam konferensi peretasan tahunan terbesar di dunia tersebut.
Saat itu Alexander menyangkal bahwa NSA memiliki dokumen mengenai jutaan orang Amerika, seperti yang dikatakan oleh mantan-mantan pegawai sebelum kasus Snowden.
Pemerintah selalu disambut baik di DefCon, dimana para peretas garis keras mengadakan kontes “temukan (agen) Fed(eral)” untuk mengidentifikasi pejabat pemerintah yang seringkali terlihat mencolok di tengah keramaian.
Moss mengatakan ia mengundang mereka pada tahun pertama karena ia yakin mereka akan datang juga. Pemerintah menolak secara sopan tapi muncul diam-diam, ujarnya. Mereka datang setiap tahun dan Moss mengatakan telah berteman dengan banyak di antara mereka. (Reuters/Jim Finkle)
"Akan lebih baik bagi semua pihak bila pemerintah Federal melakukan ‘time out’ dan tidak menghadiri DefCon tahun ini,” ujar pendiri konferensi Jeff Moss dalam pengumuman yang dipasang Rabu malam di laman konvensi tersebut.
Lebih dari 15.000 peretas, peneliti, ahli keamanan korporat, advokat privasi, seniman dan yang lainnya diperkirakan hadir pada konvensi di Las Vegas yang dimulai 2 Agustus itu.
Moss, dikenal sebagai The Dark Tangent di kalangan peretas dan juga penasihat mengenai keamanan dunia maya untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, mengatakan hal itu tidak mudah, namun ia yakin bahwa komunitas DefCon perlu waktu untuk mencerna pengakuan mengenai program-program pengintaian AS tersebut.
Ia mengatakan langkah tersebut dibuat untuk mengurangi ketegangan di tengah emosi yang tinggi.
“Kita tidak akan mengecek kartu pengenal atau mengusir orang,” ujarnya.
Konferensi itu telah menarik para pejabat dari lembaga-lembaga pemerintah, termasuk Badan Intelijen Pusat (CIA), Badan Keamanan Nasional (NSA), Biro Investigasi Federal (FBI), pasukan pengamanan presiden dan semua badan militer.
Tahun lalu, Jenderal Keith Alexander yang berbintang empat, kepala NSA, merupakan salah satu pembicara utama dalam konferensi peretasan tahunan terbesar di dunia tersebut.
Saat itu Alexander menyangkal bahwa NSA memiliki dokumen mengenai jutaan orang Amerika, seperti yang dikatakan oleh mantan-mantan pegawai sebelum kasus Snowden.
Pemerintah selalu disambut baik di DefCon, dimana para peretas garis keras mengadakan kontes “temukan (agen) Fed(eral)” untuk mengidentifikasi pejabat pemerintah yang seringkali terlihat mencolok di tengah keramaian.
Moss mengatakan ia mengundang mereka pada tahun pertama karena ia yakin mereka akan datang juga. Pemerintah menolak secara sopan tapi muncul diam-diam, ujarnya. Mereka datang setiap tahun dan Moss mengatakan telah berteman dengan banyak di antara mereka. (Reuters/Jim Finkle)
