Tautan-tautan Akses

Pemerintah Andalkan Industri Padat Karya untuk Tekan Pengangguran


Pemerintah Indonesia masih akan terus mengandalkan industri padat karya, seperti industri garmen dan sepatu, untuk menekan angka pengangguran.
Pemerintah Indonesia masih akan terus mengandalkan industri padat karya, seperti industri garmen dan sepatu, untuk menekan angka pengangguran.

Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, tahun depan pemerintah akan mengandalkan peran industri padat karya.

Menurut Menteri Perindustrian, MS Hidayat, pemerintah akan terus mendukung investor lokal dan asing agar selain menciptakan lapangan kerja juga meningkatkan kemampuan para tenaga kerja.

Kepada pers di Jakarta, Selasa, Menteri Perindustrian, MS.Hidayat menegaskan, para pengusaha dan tenaga kerja harus memiliki kertergantungan satu dengan lainnya agar industri yang mereka ciptakan dapat berjalan dengan baik bahkan terus meningkat.

Menteri MS. Hidayat mengingatkan jika iklim industri kondusif maka pengangguran dapat teratasi dan selanjutnya akan berdampak positif terhadap upaya menekan angka kemiskinan. Menurut Hidayat, industri padat karya akan menjadi andalan pemerintah sehingga diharapkan investor lokal dan asing serta para tenaga kerja berjalan sinergi. Hidayat juga mengharapkan para tenaga kerja lokal akan memiliki peningkatan keahlian melalui berbagai pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh para investor.

MS. Hidayat mengatakan, “Mereka sekarang kasih skill di sini, mereka akan jadi pengusaha mandiri karena mereka butuh.”

Sementara, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha seluruh Indonesia atau APINDO, Anton Supit berharap pemerintah tidak terlampau mengandalkan industri padat karya karena beberapa jenis industri padat karya saat ini justeru sedang jenuh akibat tidak adanya lagi iklim kompetisi.

Selain itu ia berpendapat pemerintah jangan hanya mengandalkan industri padat karya dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan, namun masih ada beberapa hal yang harus segera diperbaiki pemerintah dalam mendukung iklim investasi terutama infrastruktur.

Anton mengatakan, “(Saat ini) yang masuk sini adalah garmen, sepatu yang di Cina sudah mulai ada problem, sudah tidak begitu kompetitif lagi dengan adanya begitu banyak pabrik di sana dan lain-lain, kita jangan hanya melihat angka bahwa dia naik atau tidak tetapi kenaikannya yang berapa besar yang kita butuh untuk mengatasi masalah kita."

Anton juga menambahkan bahwa upaya pemerintah melakukan perbaikan iklim investasi masih belum memadai untuk menarik lebih banyak investor.

"Perbaikan iklim investasi itu yang kita tidak melihat ada yang signifikan antara lain kalau kita lihat ya dari segi listrik saja masih kekurangan, infrastruktur jalan tol dan lain-lain kan masih belum banyak ada pertambahan, pelabuhan juga sama dan seterusnya ya, ini kalau tidak ada effort khusus tidak bisa mengatasi masalah kita,” ujar Anton Supit.

Menko Perekonomian, Hatta Rajasa membantah bahwa pemerintah mengabaikan pembangunan infrastruktur.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa membantah bahwa pemerintah mengabaikan pembangunan infrastruktur.

Namun, menurut Menko bidang Perekonomian, Hatta Rajasa tidak benar jika pemerintah dinilai tidak peduli terhadap perkembangan infrastruktur. Menko Hatta Rajasa berpendapat pemerintah terus berupaya memperbaiki dan menambah infrastruktur hingga ke daerah untuk menopang pemerataan ekonomi di antaranya melalui masuknya investasi.

Hatta Rajasa mengatakan, “Anggaran belanja kita pada tahun 2012 lebih fokus, lebih tajam, lebih efisien dan menju pada sasaran dimana infrastruktur menjadi membesar.”

Alokasi anggaran negara untuk belanja infrastruktur tahun depan sebesar Rp 161,1 trilyun naik dibanding belanja infrastuktur tahun ini sebesar Rp 126 trilyun.

Kegiatan pembangunan infrastruktur tahun depan yang menjadi prioritas pemerintah di antaranya pembanguan rel kereta api baru sepanjang 150 kilometer, rehabilitasi 116 bandara udara dan membangun 14 bandara udara baru di berbagai wilayah serta pembangunan jalan baru sepanjang 4.000 kilometer.

Di bidang perumahan akan dilakukan pembangunan rumah susun dan sederhana sewa sebanyak 48 menara kembar serta pembangunan rumah murah sebanyak 62 ribu unit. Untuk mempercepat pembangunan ekonomi, pemerintah menargetkan alokasi anggaran negara untuk belanja infrastruktur hingga tahun 2014 sebesar Rp 755 trilyun.

XS
SM
MD
LG