Tautan-tautan Akses

PBB Tarik Staf dari Republik Afrika Tengah


Ibukota Bangui, Republik Afrika Tengah.
Ibukota Bangui, Republik Afrika Tengah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menarik keluar semua staf, yang bukan merupakan staf inti, dari Republik Afrika Tengah yang dikoyak perang.

Sekitar 200 staf PBB dan anggota keluarga mereka, untuk sementara dipindahkan dari Republik Afrika Tengah pada Rabu (26/12), meskipun ada indikasi dari para pemberontak bahwa mereka tidak akan bergerak memasuki ibukota, Bangui.

Seorang juru bicara pemberontak, Kolonel Narkoyo, mengatakan kepada VOA, bahwa para pemberontak tidak akan memasuki ibukota selama pasukan pemerintah tidak bermaksud menyerang mereka.

Juru bicara itu mengatakan, para pemberontak berencana untuk mempertahankan posisi mereka dan menunggu dimulainya pembicaraan perdamaian dengan pemerintah. Namun, ia mengatakan, jika pasukan pemerintah berusaha menyerang pemberontak secara tiba-tiba, mereka tidak akan tinggal diam.

Koalisi pemberontak yang disebut Seleka telah merebut 10 kota sejak melancarkan serangan dua pekan lalu. Para pemberontak kini berada kurang dari 300 kilometer dari Bangui.

Para demonstran Rabu berkumpul di luar kedutaan Perancis dan Amerika di Bangui untuk memprotes gerak kemajuan para pemberontak itu. Di kedutaan Perancis, para demonstran melempar batu dan merobek bendera Perancis.

Sebagian besar demonstran menuntut Perancis, bekas penguasa kolonial negara itu, mengambil tindakan untuk menghentikan pemberontak. Tapi sebagian dikabarkan menuduh Perancis membantu kelompok-kelompok pemberontak tersebut.

Juru bicara pemberontak itu mengatakan kepada VOA bahwa aliansi itu tidak mendapat dukungan dari Perancis atau dari negara tetangga yang manapun.
XS
SM
MD
LG