Pasukan pemerintah melancarkan serangan terhadap kelompok militant Maute di Butig itu hari Kamis karena mereka terus membuat bom setelah dituduh melakukan serangan bom tanggal 2 September yang menewaskan 15 orang di kota Davao, Filipina selatan, kota asal presiden Filipina, kata juru bicara militer Brigjen Restituto Padilla.
Pasukan juga mencari dua orang pemimpin militan, kakak-beradik Omarkhayam dan Abdullah Maute, yang memimpin pasukan bersenjata kelompok itu.
Di tengah-tengah serangan militer itu, kira-kira 40 militan Maute berlindung dalam sebuah sekolah madrasah setempat, di desa Bayabao, Butig. Helikopter-helikopter angkatan udara menembakkan roket dan pasukan bertempur dengan sebagian militan yang melukai dua tentara dan melukai atau menewaskan sejumlah militer, kata pejabat militer.
Madrasah itu terletak satu kilometer dari balai kota Butig, yang telah diamankan oleh pasukan pemerintah, kata pejabat. Lebih dari 1.000 orang penduduk desa mengungsi karena pertempuran di Butig di daerah mayoritas Muslim itu, tetapi pemberontak, yang menandatangani persetujuan perdamaian dengan pemerintah tahun 2014, tidak mendukung militan Maute, kata Padilla. [gp]
